Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kenangan yang Terkunci dalam Layar

11 November 2024   22:15 Diperbarui: 11 November 2024   22:16 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OLEH: Khoeri Abdul Muid

"Kenapa aku masih memeluk kenangan dari layar kecil ini?"

Pertanyaan itu terus berulang dalam benakku, semakin mengusik tiap kali kugulirkan jari di ponsel yang sudah mulai usang ini. Gambar-gambar, komentar, dan notifikasi yang dulu kuburu seakan hidup kembali. Aku tertawa miris sendiri. Dulu, segalanya terasa begitu penting.

"Kenapa sih, kok suka banget liat yang lama-lama?" tanya Rina, temanku yang tahu betul kebiasaanku menghabiskan waktu menelusuri foto-foto dan postingan lama.

"Nggak tahu," jawabku pelan. "Kadang cuma... merasa ada yang hilang."

Rina mendesah, "Masih belum bisa move on dari akun lamamu itu ya?"

Aku terdiam. Tahun 2011 itu, akun Facebook lamaku tiba-tiba terkunci, padahal di sanalah semua jejakku tersimpan. Aku mencoba login berkali-kali, tetapi gagal. Semua kisah hidup, canda tawa, cerita harian, menguap tanpa jejak. Sejak saat itu, aku tidak pernah benar-benar merasa utuh di media sosial. Aku mencoba membangun lagi akun baru, tapi tak pernah lagi merasakan hal yang sama.

"Kamu tuh harusnya udah ngelepasin," kata Rina lagi, sambil menepuk bahuku.

Namun, hari itu sesuatu yang tak biasa terjadi. Ponselku bergetar, notifikasi Facebook muncul: "Selamat, Anda terpilih sebagai kreator yang sedang naik daun!"

Aku tertegun. Kreator? Aku? Aku bahkan sudah hampir tidak peduli dengan pengakuan semacam itu. Sejak akun baru ini, aku memang masih berbagi, tapi tak pernah dengan tujuan yang sama seperti dulu. Semua hanya sekadar mengekspresikan diri, tanpa mengharapkan pengakuan apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun