Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menanggapi Penyangkalan Prof. Abdul Mu'ti tentang Deep Learning dan Kurikulum

9 November 2024   19:00 Diperbarui: 9 November 2024   19:26 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penelitian oleh Biggs (2003) tentang constructive alignment menunjukkan bahwa keterkaitan antara tujuan pembelajaran, metode pengajaran, dan evaluasi sangat penting. Tanpa penyusunan materi yang terfokus, tujuan pembelajaran mendalam tidak akan tercapai. 

Oleh karena itu, kurikulum yang berisi materi yang dirampingkan dan disusun dengan baik adalah langkah pertama yang perlu dilakukan agar deep learning dapat terwujud.

Selain itu, dalam teori pembelajaran konstruktivistik yang dipopulerkan oleh Piaget dan Vygotsky, pembelajaran yang mendalam terjadi ketika siswa memiliki kesempatan untuk menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. 

Hal ini membutuhkan kurikulum yang mendukung penelusuran ide dan pemahaman yang lebih dalam, bukan hanya penyajian fakta-fakta yang terpisah.

Bukan Hanya Metode, Tetapi Juga Konten

Sebagai contoh, penyederhanaan materi pelajaran---seperti yang disarankan oleh Prof. Mu'ti---bukan hanya masalah mengubah cara mengajar, tetapi juga bagaimana materi itu diorganisir dalam kurikulum. 

Materi yang terlalu banyak dan kompleks akan menghambat siswa dalam mendalami topik dengan baik, sementara materi yang lebih sedikit namun terfokus pada konsep-konsep inti akan memungkinkan siswa untuk benar-benar memahami dan menerapkan apa yang dipelajari.

Penerapan teori deep learning membutuhkan struktur kurikulum yang berorientasi pada pembelajaran berbasis masalah dan penerapan pengetahuan dalam kehidupan nyata. Dalam hal ini, menurut Schunk (2012), pembelajaran yang mendalam dapat tercapai apabila siswa diberi tantangan yang relevan dengan dunia mereka dan didorong untuk berpikir kritis dan kreatif. 

Oleh karena itu, kurikulum berbasis deep learning tidak hanya menyangkut metode pembelajaran, tetapi juga bagaimana materi itu dipilih, dirancang, dan disusun untuk memungkinkan pembelajaran yang lebih mendalam.

Kesimpulan

Meskipun Prof. Mu'ti menegaskan bahwa deep learning bukanlah sebuah kurikulum, kenyataannya penerapan deep learning memang membutuhkan perubahan dalam kurikulum. Tidak dapat dipisahkan antara pendekatan pembelajaran yang mendalam dengan struktur materi yang harus disederhanakan agar siswa dapat fokus pada pemahaman yang lebih dalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun