Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penjaminan Mutu Pesantren, Menjaga Kekhasan dalam Era Modern

9 November 2024   17:41 Diperbarui: 9 November 2024   18:46 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Majelis Masyayikh Abdul Ghaffar Rozin (Gus Rozin). Istimewa/metronews.com

Bimtek ini bertujuan untuk memberi pemahaman yang lebih mendalam mengenai prinsip, konsep, dan praktik pengelolaan mutu pendidikan pesantren, baik dari sisi internal maupun eksternal. Dengan demikian, para peserta diharapkan dapat merancang rencana aksi yang jelas untuk mengimplementasikan standar mutu pendidikan yang dapat diterapkan di masing-masing pesantren.

Teori yang Mendukung Penjaminan Mutu di Pesantren

  1. Penjaminan Mutu Pendidikan: Definisi dan Konsep
    Penjaminan mutu pendidikan merujuk pada sistematisasi upaya untuk memastikan bahwa pendidikan berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dalam konteks pesantren, penjaminan mutu harus mampu menciptakan keseimbangan antara meningkatkan kualitas pendidikan dan mempertahankan kekhasan tradisi yang menjadi identitas pesantren.

Menurut Arikunto (2010), penjaminan mutu pendidikan adalah upaya untuk memastikan bahwa pendidikan berlangsung dengan kualitas yang terjamin dan berkelanjutan. Dalam hal ini, penjaminan mutu di pesantren harus melibatkan aspek internal, yaitu kualitas pengajaran dan manajemen pendidikan, serta aspek eksternal, yang mencakup pengaruh kebijakan nasional atau standar pendidikan yang lebih luas.

  1. Penjaminan Mutu Tanpa Penyeragaman Kurikulum
    Salah satu hal penting yang ditegaskan adalah bahwa penjaminan mutu tidak sama dengan penyeragaman kurikulum. Ini selaras dengan prinsip "differentiated curriculum" (kurikulum yang berbeda) yang relevan untuk pendidikan pesantren, yang mengutamakan keberagaman dalam pendekatan pengajaran. Pesantren yang mengintegrasikan pendidikan agama dan umum sangat membutuhkan kurikulum yang fleksibel dan tidak menyamaratakan semua pesantren.

Seperti yang dikemukakan oleh Tyler (1949), kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks sosial peserta didik. Dalam hal ini, kurikulum pesantren seharusnya mengakomodasi keragaman daerah dan tradisi yang telah ada, tanpa menghilangkan akar spiritual yang menjadi ciri khas pesantren.

  1. Pendekatan Ekosistem Pendidikan
    Gus Rozin juga menekankan pentingnya menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung perkembangan pesantren secara holistik. Teori ekosistem pendidikan menyatakan bahwa setiap elemen dalam sistem pendidikan harus saling berinteraksi dan mendukung untuk terciptanya hasil yang optimal.

Bronfenbrenner (1979) dalam teori ekosistem sosialnya menyatakan bahwa perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh interaksi antara lingkungan mikro (keluarga, teman, pesantren), meso (hubungan antar elemen dalam pesantren), dan makro (kebijakan pemerintah). Dalam konteks pesantren, seluruh elemen, mulai dari pengelola pesantren, pengajar, santri, hingga masyarakat sekitar, harus bersinergi untuk menjaga mutu pendidikan.

  1. Bimbingan Teknis dan Implementasi Standar Mutu
    Bimbingan Teknis (Bimtek) yang diadakan oleh Majelis Masyayikh adalah salah satu upaya penting untuk memastikan implementasi standar mutu pendidikan di pesantren. Menurut Sallis (2014) dalam Total Quality Management in Education, pelatihan dan pembinaan sangat penting untuk membangun dan mempertahankan kualitas pendidikan yang berkelanjutan. Bimtek memberikan pemahaman mengenai prinsip dan praktik manajemen mutu yang dapat diterapkan oleh pesantren dalam konteks lokal masing-masing.

Pendekatan ini menggunakan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act) yang mendukung perbaikan berkelanjutan. Dengan demikian, pesantren dapat merencanakan langkah-langkah mutu yang efektif, melaksanakan pengajaran yang berkualitas, melakukan evaluasi secara teratur, dan terus melakukan perbaikan.

Kontribusi Pesantren Terhadap Pendidikan Nasional

Pesantren tidak hanya berperan dalam menciptakan kader bangsa yang cerdas, tetapi juga membentuk karakter dan integritas moral santri. Wahid (1999) mengungkapkan bahwa pesantren telah berkontribusi besar dalam mencetak individu yang tidak hanya terdidik secara intelektual tetapi juga memiliki moral yang kuat.

Dengan lebih dari 27.000 pesantren di Indonesia dan lebih dari 4 juta santri, seperti yang dilaporkan oleh Kementerian Agama (2021), kontribusi pesantren dalam pendidikan nasional sangatlah signifikan. Riset dari LIPI (2017) juga menunjukkan bahwa pesantren yang menerapkan manajemen mutu berbasis akreditasi lebih efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dibandingkan pesantren yang tidak menerapkannya.

Kesimpulan

Penjaminan mutu di pesantren adalah langkah strategis untuk memastikan kualitas pendidikan pesantren tetap bersaing di tingkat nasional dan global, tanpa menghilangkan kekhasannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun