Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ulasan Berdasarkan Teori Diplomasi dan Data Terkini atas Perjalanan Diplomatik Presiden Prabowo

8 November 2024   14:26 Diperbarui: 8 November 2024   14:27 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Perjalanan diplomatik Presiden Prabowo Subianto ke China, yang merupakan tujuan pertama dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke lima negara, menekankan pentingnya diplomasi bilateral dan multilateral bagi Indonesia. Menggunakan pendekatan teori diplomasi modern, ulasan ini akan menggali makna serta tujuan strategis di balik kunjungan tersebut.

1. Teori Diplomasi Bilateral dan Multilateral

Diplomasi bilateral, seperti hubungan antara Indonesia dan China, berfokus pada kerjasama langsung antara dua negara untuk mencapai kepentingan bersama. Sebagai dua negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Asia, Indonesia dan China memiliki kepentingan ekonomi yang saling melengkapi. China, dengan posisinya sebagai salah satu mitra dagang terbesar Indonesia, telah lama berperan penting dalam berbagai sektor, termasuk investasi dan infrastruktur di Indonesia. Pertemuan Prabowo dengan Presiden Xi Jinping menggambarkan diplomasi bilateral yang bertujuan memperdalam kerjasama di bidang teknologi, ekonomi, dan pangan---sektor-sektor kunci bagi kedua negara dalam menghadapi tantangan global.

Selain diplomasi bilateral, kunjungan ini akan disusul dengan kehadiran Prabowo di forum multilateral seperti APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) dan G20. Menurut teori diplomasi multilateral, pertemuan di forum-forum internasional memungkinkan suatu negara memperkuat posisinya melalui dukungan kolektif negara-negara anggota. Dalam konteks ini, Prabowo diharapkan dapat memperkuat suara Indonesia dalam isu-isu global seperti perdagangan internasional, stabilitas ekonomi, dan keamanan pangan, sekaligus membuka jalur kerjasama baru.

2. Data Ekonomi dan Kerjasama Indonesia-China

Menurut data Kementerian Perdagangan Indonesia, China telah menjadi mitra dagang terbesar bagi Indonesia selama lebih dari satu dekade, dengan nilai perdagangan bilateral mencapai sekitar USD 110 miliar pada tahun 2023. China adalah tujuan utama ekspor Indonesia untuk komoditas seperti batu bara, minyak sawit, dan karet, sementara Indonesia juga mengimpor berbagai produk dari China, termasuk barang elektronik dan bahan baku industri. Kunjungan Prabowo diharapkan dapat membuka jalur investasi yang lebih besar di sektor teknologi dan infrastruktur, yang merupakan prioritas dalam agenda pembangunan nasional Indonesia.

3. Diplomasi Pangan dan Teknologi

Selain isu ekonomi, diplomasi pangan dan teknologi menjadi fokus dalam kunjungan Prabowo ke China. Indonesia telah menunjukkan komitmen untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional di tengah tantangan perubahan iklim dan ketidakpastian ekonomi global. Dalam hal ini, kerjasama dengan China, yang memiliki teknologi pertanian maju, dapat memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan Indonesia. Misalnya, kerjasama teknologi untuk peningkatan produktivitas hasil pertanian atau pengembangan sistem logistik yang lebih efisien bisa jadi salah satu agenda dalam dialog diplomatik ini.

4. Signifikansi Forum Internasional: APEC dan G20

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun