Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Usulan Penerapan Kurikulum Literasi Keamanan Siber

7 November 2024   19:13 Diperbarui: 7 November 2024   19:21 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rapat BSSN dengan Komisi I DPR (Anggi Muliawati/detikcom) 

Penerapan kurikulum literasi keamanan siber memerlukan pendekatan yang menyeluruh, termasuk keterlibatan kementerian terkait dan dukungan dari tenaga pendidik yang kompeten. Berdasarkan teori connected learning, pengembangan kompetensi keamanan siber dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran seperti teknologi informasi, matematika, dan ilmu sosial melalui pendekatan yang mengaitkan teori dan praktik nyata. 

Misalnya, siswa dapat diajarkan cara melindungi data pribadi, mengenali risiko online, serta memahami dasar-dasar enkripsi dan post-quantum cryptography yang disebutkan dalam pernyataan Hinsa. Selain itu, seminar atau lokakarya yang diusulkan dapat digunakan untuk memperkaya pembelajaran ini secara langsung melalui diskusi interaktif dan simulasi kasus nyata.

Di negara-negara maju, kurikulum yang mencakup literasi keamanan siber telah diterapkan dengan baik. Sebagai contoh, Australia telah memperkenalkan Cyber Security Curriculum pada sekolah-sekolah sejak 2019, dan Inggris meluncurkan program Cyber Discovery untuk siswa sekolah menengah guna mengidentifikasi dan melatih talenta muda dalam bidang keamanan siber. 

Pendekatan yang digunakan melibatkan kerja sama antara pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor swasta untuk memastikan bahwa materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan industri dan standar keamanan terbaru.

Tantangan dan Dukungan untuk Implementasi

Tantangan utama dalam mengimplementasikan kurikulum keamanan siber di Indonesia antara lain ketersediaan guru yang memiliki keahlian di bidang keamanan siber serta keterbatasan infrastruktur teknologi di banyak sekolah, terutama di daerah terpencil. 

Dalam laporan Kemendikbud (2021), kurangnya akses terhadap perangkat teknologi dan internet di banyak daerah menjadi hambatan bagi penerapan kurikulum berbasis digital.

Untuk itu, pendekatan pembelajaran keamanan siber di Indonesia dapat dimulai dengan pelatihan intensif bagi para guru melalui program sertifikasi atau kursus online, yang memungkinkan mereka menguasai konsep-konsep dasar keamanan siber. 

Program ini dapat melibatkan kolaborasi antara BSSN, Kemenenterian bidang pendidikan, dan sektor industri teknologi untuk memastikan relevansi dan keberlanjutan pembelajaran keamanan siber di sekolah. Selain itu, perlu disusun modul atau sumber belajar yang mudah diakses, baik secara online maupun offline, yang sesuai dengan kebutuhan sekolah-sekolah di daerah dengan keterbatasan akses internet.

Kesimpulan

Usulan BSSN untuk menerapkan kurikulum literasi keamanan siber adalah langkah penting dalam menyiapkan generasi muda yang memiliki keterampilan digital aman dan beretika di era digitalisasi. Dengan menerapkan teori pendidikan yang relevan dan memperhatikan data empiris terkait ancaman siber, penerapan kurikulum ini dapat memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan kesadaran dan kemampuan siswa dalam menghadapi risiko keamanan digital. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun