OLEH: Khoeri Abdul Muid
Setelah libur Ahad, saatnya bagi Pak Guru Garuda untuk kembali ke kelas. Ia menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang relevan dengan situasi terkini, dengan fokus pada pertanyaan mengenai gender Garuda Pancasila. Ia bertekad untuk menjawabnya dengan cara yang menarik, yang juga mempertimbangkan psikologi siswa kelas 3.
Di depan kelas, Pak Guru mengawali dengan menjelaskan bahwa Garuda Pancasila adalah simbol negara Indonesia. "Tapi, mari kita bicarakan tentang jenis kelamin Garuda," katanya dengan nada menggugah rasa ingin tahu.
"Bagaimana menurut kalian, teman-teman? Apakah Garuda itu jantan atau betina?"
Suasana kelas langsung hidup. Beberapa siswa menjawab dengan antusias, "Jantan, Pak!" sementara yang lain menambahkan, "Tapi ada juga yang bilang betina!"
Pak Guru mendengarkan semua pendapat dengan seksama. Ia merasakan semangat siswa-siswanya dalam berdiskusi. Ia pun menjelaskan bahwa Garuda sebagai simbol tidak bisa dipahami hanya dari aspek biologis. "Garuda lahir bersamaan dengan dasar hukum NKRI. Ia mewakili nilai-nilai luhur, seperti keberanian dan komitmen terhadap bangsa."
Dia kemudian memperkenalkan konsep simbolik. "Menurut Paul Ricoeur, simbol memiliki kekuatan untuk menghubungkan realitas yang berbeda dan memberikan makna yang dalam," terangnya. Siswa-siswa mulai memperhatikan, tampak terinspirasi oleh penjelasan guru mereka.
Pak Guru melanjutkan dengan merujuk pada teori Howard Gardner tentang Multiple Intelligences. "Kita perlu memahami simbol ini tidak hanya dari segi fisik, tetapi juga dari makna yang terkandung di dalamnya. Kita harus berani bertanya, mencari, dan mendiskusikan apa yang kita tidak tahu."
Dengan antusias, Pak Guru mengajak siswa-siswanya untuk merangkum semua pembicaraan mereka. Ia menegaskan bahwa Garuda Pancasila bukan hanya sekadar lambang, tetapi mencerminkan cita-cita dan harapan bangsa Indonesia. "Jadi, apakah kita bisa menyimpulkan bahwa Garuda adalah simbol keberanian, terlepas dari jenis kelamin?"
Anak-anak mengangguk serentak, terlihat lebih memahami makna yang lebih dalam dari simbol tersebut.
Selesai pelajaran, Pak Guru Garuda merasa bangga. Ia berhasil mengubah pertanyaan sederhana menjadi diskusi yang mendalam dan berarti bagi anak-anaknya. Saat ia melangkah keluar dari kelas, ia tersenyum. "Satu pertanyaan kecil, tetapi dapat membawa kita pada pemahaman yang besar."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H