Dengan pendekatan the military way, ada potensi besar bagi kabinet untuk memperkuat koordinasi dan kepatuhan dalam penerapan kebijakan. Teori goal alignment (Locke & Latham, 1990) menekankan bahwa ketika seluruh elemen organisasi memiliki tujuan yang selaras, pencapaian kinerja menjadi lebih efektif. Retreat ini berfungsi untuk menyelaraskan setiap anggota kabinet dalam visi yang sama, sehingga kebijakan dapat diterapkan dengan lebih konsisten dan tepat sasaran.
Namun, pendekatan ini juga berisiko membatasi otonomi pengambilan keputusan jika diterapkan secara kaku. Teori systems thinking (Senge, 1990) mengajarkan bahwa pemerintah perlu melihat dirinya sebagai sistem yang dinamis, yang menuntut setiap elemen di dalamnya untuk dapat beradaptasi terhadap perubahan eksternal. Dalam pemerintahan, terlalu banyak menekankan pada kepatuhan dapat menghambat fleksibilitas yang dibutuhkan untuk menyesuaikan kebijakan dengan kondisi masyarakat yang dinamis.
Kesimpulan
Pendekatan "the military way" dalam retreat Kabinet Merah Putih memiliki potensi besar untuk memperkuat kesatuan dan kedisiplinan dalam kabinet. Dengan landasan teori dari manajemen dan kepemimpinan, pendekatan ini dapat membawa pemerintahan menjadi lebih solid dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan bersama. Namun, pendekatan ini juga perlu disesuaikan dengan konsep adaptive leadership, yang memberikan ruang bagi para pemimpin untuk berpikir kritis, inovatif, dan fleksibel dalam menghadapi tantangan yang kompleks.
Pada akhirnya, bagaimana pendekatan ini diterapkan dan diadaptasi dalam konteks pemerintahan akan sangat menentukan apakah retreat ini akan memberi dampak positif dalam memperkuat kabinet atau malah membatasi kreativitas yang esensial bagi kemajuan pemerintahan dan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H