Suatu malam, ketika hujan turun deras, Raka kembali merasakan nyeri di dadanya. Kali ini, rasa sakit itu lebih tajam, seolah-olah merangsek hingga tulang rusuknya. Di tengah gemuruh hujan dan kilat yang menyambar, ia meraih cangkir kopinya dengan tangan gemetar, berharap seteguk kafein dapat menenangkan denyut yang mengganas di dadanya.
Namun, saat bibirnya hampir menyentuh pinggiran cangkir, sebuah pertanyaan melintas tajam --- benarkah ini yang sebenarnya ia butuhkan, atau hanya sebuah tipuan yang terlalu lama ia percaya?
Cangkir kopi itu tetap di tangannya, menggantung, sementara rasa sakit di dadanya kini menjalar pelan-pelan, seakan berbisik bahwa mungkin... harapan tak lagi cukup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H