Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menguji Janji Satu Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran

20 Oktober 2024   11:55 Diperbarui: 20 Oktober 2024   16:45 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Apakah mungkin janji-janji besar yang diusung Prabowo Subianto selama kampanye dapat diwujudkan dalam satu tahun pemerintahan? 

Pertanyaan ini membuka ruang reflektif tentang tantangan yang akan dihadapi dan harapan yang akan dipenuhi. Dengan visi ambisius---mulai dari program makan siang gratis untuk siswa hingga pembangunan rumah sakit di setiap kabupaten---perjalanan Prabowo menghadapi ujian yang tak ringan di tengah realitas ekonomi yang kompleks.

Dalam satu tahun pertama, fokus utama pemerintahannya akan terletak pada implementasi program-program sosial populis. Makan siang gratis untuk anak-anak di sekolah menjadi salah satu prioritas, mengingat dampaknya yang langsung terlihat bagi masyarakat yang membutuhkan. Namun, realisasinya akan sangat bergantung pada alokasi anggaran yang memadai. Tantangan besar akan muncul, terutama dalam menjaga keseimbangan antara pengeluaran dan penerimaan negara. Apakah anggaran yang ada cukup untuk mendanai semua inisiatif ini, atau akankah kita menyaksikan penerapan bertahap yang mungkin mengecewakan banyak pihak?

Dalam konteks kebijakan fiskal, Prabowo memiliki ambisi untuk meningkatkan rasio penerimaan negara terhadap PDB hingga 23%. Ini menandakan potensi kebijakan pajak yang lebih ketat, terutama di sektor digital dan industri besar. Namun, setiap langkah untuk menyeimbangkan anggaran ini bisa memicu reaksi negatif dari masyarakat, terutama jika langkah-langkah tersebut dirasa membebani ekonomi rumah tangga. Kenaikan pajak dan pengurangan subsidi, seperti pada BBM, dapat menimbulkan ketidakpuasan sosial yang berpotensi mengguncang legitimasi pemerintahannya.

Di sisi lain, Prabowo sebagai mantan Menteri Pertahanan akan fokus pada penguatan sektor ini. Modernisasi alat utama sistem pertahanan dan upaya diplomasi pertahanan di kawasan Asia Tenggara menjadi kunci untuk menjaga stabilitas regional. Dalam menghadapi persaingan global, kebijakan ini tidak hanya penting untuk pertahanan negara tetapi juga untuk memperkuat posisi Indonesia di mata dunia.

Namun, satu tahun pertama juga akan diwarnai dengan tantangan sosial yang harus dihadapi. Ketidakpuasan masyarakat bisa muncul jika program-program populis, seperti makan siang gratis dan kenaikan gaji ASN, gagal diimplementasikan sesuai harapan. Apabila program-program ini terhambat, stabilitas politik Prabowo bisa terancam. Selain itu, upaya untuk mengurangi pengangguran melalui hilirisasi industri perlu dicermati, karena dampaknya mungkin baru terlihat di tahun-tahun berikutnya.

Legitimasi politik Prabowo akan sangat bergantung pada keberhasilan program-program tersebut. Jika ia mampu mengelola krisis ekonomi dan menjaga kestabilan harga barang pokok, dukungan dari masyarakat akan semakin kuat. Namun, jika situasi ekonomi memburuk, dan harga-harga melambung tanpa ada solusi yang memadai, kepercayaan publik bisa cepat memudar.

Di akhir tahun pertama ini, kita akan menyaksikan apakah janji-janji tersebut mampu menjadi kenyataan, ataukah semua itu hanyalah ilusi semata. Perjalanan politik adalah tentang kepercayaan dan harapan. Prabowo kini memegang kunci untuk membuka masa depan Indonesia. Tahun pertama ini akan menjadi cerminan dari nasib pemerintahan dan dampak janjinya terhadap masyarakat luas. 

Dapatkah ia mengubah visi menjadi realita, atau akan terjebak dalam siklus retorika tanpa makna? Hanya waktu yang akan menjawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun