Kata-kata Fajar menggantung di udara, berat dan menghantam keras di hati Mia. Ia ingin menolak, ingin memprotes, tapi ada kebenaran dalam suara Fajar yang tidak bisa ia sangkal.
"Kamu... ngapain ngomong kayak gitu?" Mia berbisik, matanya kini berkilat dengan air mata yang ditahannya. "Kamu selalu bikin aku tertawa. Aku pikir... aku pikir kita sama-sama bikin satu sama lain bahagia."
Fajar tersenyum pahit. "Aku ingin percaya itu, Mi. Tapi kadang, kita tertawa hanya untuk menutupi rasa takut yang lebih dalam."
Keheningan menggantung di antara mereka. Taman kota yang biasanya menjadi saksi canda mereka kini terasa seperti tempat yang asing, dingin, seolah setiap pohon dan bangku ikut merasakan beratnya percakapan mereka.
"Kamu selalu berhasil bikin aku senyum, Faj," Mia berkata lagi, suaranya bergetar. "Tapi kalau itu berarti kamu harus menyembunyikan perasaanmu sendiri, aku nggak mau. Aku nggak mau kamu jadi pahlawan yang terus menyelamatkan orang lain, sementara kamu sendiri terluka."
Fajar menatapnya dengan tatapan yang dalam, penuh luka yang tak pernah ia tunjukkan. "Aku nggak minta jadi pahlawan, Mia. Aku cuma nggak ingin melihat kamu terluka. Itu aja."
Mia menggenggam tangan Fajar, erat. Air matanya kini tak lagi bisa ditahan. "Kalau aku berarti sesuatu buat kamu, Faj, kamu harus jujur sama perasaanmu. Kita bisa hadapi ini bersama. Kamu nggak perlu sendirian."
Untuk pertama kalinya, Fajar terlihat rapuh. Topeng ceria yang selama ini ia kenakan runtuh, memperlihatkan rasa sakit yang selama ini ia pendam. Mata mereka bertemu, dan dalam keheningan itu, mereka saling mengerti---tak ada lagi kata-kata gombal, tak ada lagi tawa yang menutupi perasaan.
Senja kini berubah gelap, tapi di bawah langit yang mulai dihiasi bintang, Mia dan Fajar duduk lebih dekat, dalam diam yang penuh makna. Mereka tahu, ini bukan lagi tentang siapa yang bisa membuat siapa tersenyum. Ini tentang dua hati yang mencoba saling menyelamatkan di tengah kerapuhan masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H