Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rahasia Suara Kucing

19 Oktober 2024   04:56 Diperbarui: 19 Oktober 2024   05:02 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OLEH: Khoeri Abdul Muid

"Kenapa aku tidak bisa mengaum?" Si Putih merenung sambil menatap jauh keluar jendela. Setiap kali ia mendengar suara gemuruh dari hutan di kejauhan, perasaan penasaran merayap di hatinya. Suara auman harimau yang kuat dan menggelegar itu selalu membuat bulu-bulu di tubuhnya berdiri tegak. "Aku juga kucing, kan? Lalu kenapa aku hanya bisa mendengkur atau mengeong?"

Si Putih sering merasa bahwa suaranya terlalu lembut, tidak seperti sepupunya di hutan---harimau, singa, dan macan tutul---yang bisa mengaum dengan gagah. Sementara itu, Si Putih hanya bisa mendengkur halus saat nyaman atau mengeong kecil saat lapar. Ia ingin tahu, apakah ada sesuatu yang salah dengannya? Atau mungkin, ada alasan mengapa kucing rumahan sepertinya tak bisa mengaum.

Suatu malam, rasa ingin tahu Si Putih tak lagi tertahan. Ia memutuskan untuk mencari jawaban. Dengan langkah hati-hati, ia meninggalkan rumah dan melangkah menuju hutan lebat, tempat saudara-saudaranya yang besar tinggal. Di sana, mungkin ia akan menemukan jawaban atas pertanyaan yang terus menghantuinya.

Di tengah hutan, Si Putih bertemu seekor singa besar yang duduk di atas batu tinggi, menatap langit. Singa itu mendongak saat menyadari kehadiran Si Putih.

"Kenapa kau datang ke sini, kucing kecil?" tanya singa itu, suaranya bergemuruh seperti petir di kejauhan.

"Aku ingin tahu, mengapa aku tidak bisa mengaum seperti kau?" jawab Si Putih dengan nada penuh rasa penasaran.

Singa itu tersenyum bijak, lalu berkata, "Mari, aku akan menunjukkan sesuatu." Dengan satu gerakan halus, singa itu memanggil seekor harimau yang tengah melintas. "Lihat tenggorokan kami," katanya sambil membuka mulutnya lebar-lebar, memperlihatkan bagian dalam tenggorokannya.

"Di sini, di leher kami, ada tulang rawan yang disebut hyoid," jelas singa itu. "Tulang ini yang memungkinkan kami menurunkan kotak suara kami dan menghasilkan suara yang dalam dan kuat. Tapi kau, kucing rumahan, memiliki hyoid yang berbeda, lebih kaku. Itu sebabnya kau bisa mendengkur, tapi tidak mengaum."

Si Putih terdiam sejenak, lalu bertanya, "Lalu apa gunanya mendengkur, kalau tidak bisa mengaum seperti kalian?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun