Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Susuk Dada Ayam

18 Oktober 2024   21:03 Diperbarui: 18 Oktober 2024   21:11 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Apakah mungkin seseorang menggunakan susuk hanya demi potongan ayam dada? 

Malam itu, Reza duduk di meja kerjanya yang berantakan dengan buku-buku dan kopi dingin yang sudah setengah habis. Matanya menatap layar ponsel dengan rasa frustrasi. "Ayam lagi, ayam lagi," gumamnya. Dalam dua minggu terakhir, setiap kali ia memesan makanan melalui aplikasi, potongan ayam yang ia terima selalu bagian paha. Padahal, di kolom catatan, ia selalu menulis dengan jelas, "Dada ayam, tolong. Dada aja, jangan paha."

Namun, entah kenapa, permintaannya selalu tak digubris. Bagian paha yang lembut dan juicy memang menjadi favorit banyak orang, tapi tidak bagi Reza. Baginya, dada ayam lebih pas, lebih serat, dan lebih puas saat disantap bersama nasi hangat.

"Hari ini tidak boleh gagal lagi!" tekadnya, sambil membuka aplikasi pesan antar makanan. Kali ini ia mencoba strategi baru. Di kolom catatan, ia mengetik dengan keyakinan penuh, "Dada ayam. Saya pakai susuk. Kalau dikasih paha bisa fatal."

Reza tertawa kecil melihat catatan konyolnya itu. Dia tahu betul apa yang dia tulis, tapi kali ini dia ingin mencoba sesuatu yang berbeda. Siapa tahu trik ini bekerja.

Beberapa menit berlalu, pesanan pun masuk ke dapur virtual restoran ayam cepat saji langganannya. Di sisi lain kota, seorang karyawan shift malam di restoran itu, Andi, mengangkat pesanan Reza. Andi membaca catatan itu dengan alis terangkat, tak percaya apa yang ia baca.

"Pakai susuk? Bisa fatal kalau paha? Astaga, apa-apaan ini," gumam Andi sambil tertawa. Namun, mengingat peringatan aneh itu, dia merasa sedikit gelisah. Siapa yang tahu, mungkin ini benar-benar penting. "Ah, tak ada salahnya aku menuruti permintaan orang ini," pikir Andi, sambil memastikan dada ayam yang besar dan krispi dimasukkan ke dalam kotak makan.

Sementara itu, Reza menunggu dengan sabar di depan pintu. Begitu notifikasi "pesanan sedang diantar" muncul, dia segera bersiap. Sekitar 15 menit kemudian, suara bel apartemennya berbunyi.

"Hah, akhirnya!" seru Reza, hampir terlalu bersemangat membuka pintu.

"Ini makanannya, Mas," ujar sang pengantar dengan senyum ramah.

Reza menerima kantong kertas dengan penuh harapan. Tanpa menunggu lama, dia langsung membuka kotak ayamnya. Saat melihat dada ayam besar yang sempurna, ia tak bisa menahan senyum lebar.

"Susuk berhasil!" serunya sambil terkekeh sendiri.

Sambil menyantap ayam dengan puas, Reza teringat bahwa humor kecil bisa jadi cara terbaik untuk menembus batas-batas kecil dalam hidup. Mungkin dia tak benar-benar pakai susuk, tapi kali ini, kelakar dan keisengannya justru membawa hasil yang diinginkannya.

Dan di restoran sana, Andi menghela napas lega, memastikan bahwa dunia masih berjalan dengan baik dan tak ada "korban fatal" malam itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun