Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Refleksi Masa Depan Kabinet Prabowo, Antara Harapan dan Tantangan

17 Oktober 2024   12:44 Diperbarui: 17 Oktober 2024   12:45 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Apakah kekuasaan selalu diiringi dengan harapan baru, atau justru terjebak dalam siklus yang sama?

Pembekalan calon menteri oleh presiden terpilih, Prabowo Subianto, pada hari ini membuka lembaran refleksi mendalam. Mengapa proses ini begitu penting, dan apakah arah yang ditawarkan benar-benar akan membawa perubahan yang signifikan bagi Indonesia?

Dalam pandangan politik, hukum, dan filsafat, momen ini memunculkan banyak pertanyaan mengenai masa depan pemerintahan, arah kebijakan, serta etika kekuasaan.

Dari perspektif politik, pemilihan kabinet adalah penentu arah kebijakan sebuah pemerintahan. Prabowo, sebagai pemimpin baru, dihadapkan pada tantangan besar untuk memenuhi ekspektasi yang dibebankan pada pundaknya.

Apakah Prabowo mampu menghadirkan solusi nyata untuk permasalahan struktural yang selama ini dihadapi bangsa, seperti ketidaksetaraan ekonomi, korupsi, dan krisis sumber daya manusia dalam menghadapi revolusi teknologi?

Pembahasan tentang Artificial Intelligence (AI) yang menjadi tema pembekalan hari ini mencerminkan betapa besarnya perhatian terhadap masa depan digital Indonesia. AI bukan hanya alat teknologi, melainkan simbol dari kemajuan peradaban.

Dalam konteks politik, AI menawarkan efisiensi pemerintahan, namun dari perspektif filsafat, ada pertanyaan mendasar: sejauh mana AI mampu menggantikan peran manusia dalam keputusan moral dan etis?

Penggunaan AI harus dibarengi dengan pemikiran filosofis tentang batasan-batasan manusia dalam menghadapi teknologi yang dapat menciptakan kesenjangan baru antara mereka yang menguasai teknologi dan yang tertinggal.

Di sisi hukum, pembahasan antikorupsi juga menjadi sorotan. Korupsi telah menjadi penyakit kronis yang menggerogoti tatanan pemerintahan dan kepercayaan publik.

Namun, apakah pemberantasan korupsi hanya cukup dengan penguatan institusi atau ada aspek moral yang harus diperkuat dari dalam?

Hukum tanpa moralitas hanya akan menjadi sekadar alat kekuasaan. Filsafat politik menegaskan bahwa hukum harus menjadi refleksi dari keadilan substantif, bukan sekadar prosedural.

Pembekalan ini harus mampu membawa wacana hukum yang tidak hanya menindak korupsi, tetapi juga mencegahnya melalui perubahan fundamental dalam budaya politik.

Di balik pembekalan ini, ada teori kepemimpinan yang berperan. Dalam pandangan Max Weber, legitimasi kekuasaan dapat diperoleh melalui karisma, tradisi, atau rasionalitas legal.

Prabowo Subianto, dengan latar belakang militer dan karisma politiknya, harus membuktikan bahwa kepemimpinannya bukan hanya berbasis pada karisma, tetapi juga pada kemampuan rasional mengatasi tantangan-tantangan zaman.

Filsafat politik juga menekankan pentingnya komunikasi dalam pemerintahan. Komunikasi bukan hanya alat untuk menyampaikan pesan, tetapi sebuah seni dalam membangun kepercayaan dan menciptakan dialog antara pemerintah dan rakyat.

Dalam pembekalan ini, Prabowo menghadapi ujian penting: bagaimana mengkomunikasikan visi yang jelas kepada para calon pembantunya, dan bagaimana memastikan visi tersebut dapat dijalankan secara efektif?

Pada akhirnya, momen ini lebih dari sekadar pembekalan teknis; ia adalah refleksi atas masa depan Indonesia.

Setiap langkah yang diambil, setiap keputusan yang dibuat oleh kabinet ini, akan menentukan apakah bangsa ini mampu melangkah ke arah yang lebih baik atau terjebak dalam lingkaran persoalan yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun