Keesokan harinya, dengan keberanian yang terpaksa dia kumpulkan, Lela memutuskan untuk kembali ke rumah Maimunah. Dia memandangi jenazah yang terbaring dengan penuh ketakutan dan rasa syukur. "Aku akan membebaskanmu," dia berbisik, tetapi saat dia menyentuh air dingin, dia merasakan kehadiran yang menakutkan.
Seiring dia menyelesaikan tugasnya, hawa dingin menyelimuti ruangan. Kegelapan merayap dan saat dia melihat ke belakang, bayangan hitam muncul. "Sekarang kau akan merasakan apa yang dirasakan Maimunah!" suara itu melengking, menyapu semua keberanian Lela. Dalam sekejap, semua yang dia ketahui tentang kematian Ibu Maimunah mulai terurai.
Dia berusaha melarikan diri, tetapi kegelapan itu merenggutnya. Dalam kekacauan, dia mendengar suara-suara, teriakan dan bisikan. Lela tersandung dan jatuh ke dalam kegelapan. Ketika cahaya kembali menyala, dia mendapati dirinya terbaring di ruang tamu, dan di hadapannya, sosok Ibu Maimunah tersenyum, namun wajahnya terlihat penuh kemarahan dan sakit hati.
"Sekarang, kau terjebak bersamaku," ucap Maimunah, suaranya membara. Lela merasakan tubuhnya terhimpit oleh kekuatan yang tidak bisa dia lawan. Dia menyadari bahwa pencariannya untuk menyelamatkan Maimunah justru membawanya pada kehampaan.
Desa itu kini berada dalam kesunyian yang dalam, dan suara Lela menghilang, terjebak di antara dua dunia---dunia yang hidup dan dunia yang gelap. Mereka akan selalu mengingat kisah Lela, pemandi jenazah yang berusaha menyelamatkan arwah, tetapi justru menjadi bagian dari kisah kelam yang abadi, terperangkap dalam kegelapan tanpa akhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H