Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengapa Menolak Jadi Menteri? Kekuasaan, Prinsip, dan Kalkulasi Politik di Era Prabowo

8 Oktober 2024   03:22 Diperbarui: 8 Oktober 2024   05:42 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori legitimasi Max Weber menekankan bahwa kekuasaan yang sah datang dari penerimaan publik atas tindakan seorang pemimpin, dan dengan penolakan ini, Prabowo harus mencari cara lain untuk memastikan kabinetnya didukung oleh tokoh-tokoh yang tepat.

Secara keseluruhan, penolakan ini mencerminkan dinamika politik yang kompleks di balik pembentukan kabinet. Bagi Hashim, ini mungkin adalah upaya menjaga citra pemerintahan dari tuduhan nepotisme. Bagi Luhut, ini adalah cara untuk tetap berpengaruh tanpa harus terlibat langsung. Sementara bagi Khofifah, ini adalah pilihan untuk setia pada mandat politik lokal. 

Pertanyaan yang tersisa: Apakah pemerintahan Prabowo akan mampu membangun koalisi kuat tanpa kehadiran tokoh-tokoh ini di dalamnya? Atau justru penolakan ini menandakan tantangan yang lebih besar di masa depan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun