Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Skakmat dalam Diam: Prestasi Tanpa Sorak-Sorai, Hanya untuk-Nya

5 Oktober 2024   12:27 Diperbarui: 5 Oktober 2024   12:28 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Pernahkah kita bertanya, mengapa manusia begitu haus akan pengakuan? Mengapa kita merasa perlu menyiarkan niat dan pencapaian kita kepada dunia? Padahal, dalam agama (Islam), setiap tindakan sejatinya tergantung pada niat. Lalu, jika niat sudah tertuju pada Allah, apa lagi yang perlu diumumkan?

Diam adalah kekuatan. Dalam filosofi Islam, bertindak dalam diam adalah laku ikhlas---kita bertindak hanya karena Allah, bukan untuk sorak-sorai manusia. Seperti Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya segala amal itu tergantung pada niatnya" (HR. Bukhari dan Muslim). Jika kita telah mengikhlaskan hati, maka tindakan kita, sekeras apapun, tak lagi memerlukan pengumuman. Cukuplah Allah sebagai saksi.

Dalam sunyi, ada strategi spiritual yang tersembunyi. Seorang bijak bergerak tanpa pamer, tanpa riya, karena ia memahami bahwa prestasi terbaik bukanlah yang disorakkan manusia, melainkan yang diakui oleh Allah. Di sinilah filsafat Islam dan ajaran para sufi tentang mujahadah---perjuangan melawan hawa nafsu---menemukan relevansinya. Prestasi yang diraih tanpa sorak-sorai adalah "skakmat" spiritual, sebuah kemenangan yang tak terbantahkan, namun tak diumumkan.

Filosof seperti Al-Ghazali mengingatkan kita tentang tawadhu'---kerendahan hati yang membuat seseorang tak pernah haus akan pengakuan. Bekerja dalam diam berarti menjaga keikhlasan, agar tak ternoda oleh pujian duniawi. Seorang hamba yang sejati tidak mencari panggung, karena ia tahu panggung dunia fana hanyalah bayangan. Prestasinya adalah cara untuk mendekat kepada-Nya, dan ketika kemenangan itu tercapai, ia tak perlu sorakan. Hanya skakmat yang tenang, tanpa kegaduhan.

Di dunia ini, siapa yang benar-benar menang? Apakah mereka yang dipuja, atau mereka yang diam-diam meraih ridha Allah? Bertindak dalam diam bukan berarti tidak peduli, melainkan tindakan yang penuh perhitungan. Layaknya permainan catur, sang ahli memilih langkah-langkah diam, tanpa riuh, hingga tiba saat skakmat. Demikianlah, prestasi adalah skakmatmu---bukti dari kerja keras, doa yang tulus, dan niat yang murni. Tapi skakmat ini tak perlu diumumkan. Karena prestasi sejati adalah skakmat bagi dirimu sendiri, hawa nafsumu, dan ujian duniamu.

Maka, jangan siarkan niatmu. Bertindaklah dalam diam. Prestasimu akan menjadi skakmatmu. Hanya Allah yang tahu betapa gemilang langkah-langkah sunyi itu.

..don't broadcast ur intention, act in silence, keep achieving, ur achievements are ur checkmate...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun