Drama KehidupanÂ
Gelisah hujan
Menetak-netak jalanan kota
Mengetuk-ketuk kaca jendela
Menerobos celah-celah gubug
Di tempat-tempat kumuh
Gelisah hujan
Memanggil kaki-kaki rapuh
Mengayun langkah tertatih-tatih
Untuk kembali ke mimpi-mimpi indah
Yang telah tertinggal jauh di buritan
Bersama rindu makin menderu
Di batas waktu Sang Penulis Nasib
Dengan: darah
Air mata
Keringat
Yang menetes
Dari jaman ke jaman
Tangan-tangan hujan mengusap wajah lusuh
Tertikam derita berlarut-larut
Yang sengaja dicipta
Kepala besar orang-orang besar
Dari jaman rusuh
khoeri abdul muid, sanggar literasi cah sor pring [csp], 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H