Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring] E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Refleksi atas Pancasila, Mengapa Ia Tak Boleh Disamakan dengan Pilar Lain?

30 September 2024   04:59 Diperbarui: 30 September 2024   05:22 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pancasila: Lebih dari Sekadar Pilar

Pancasila bukanlah sekadar salah satu dari empat elemen dasar. Ia adalah landasan ideologis yang memberikan arah bagi seluruh aspek kehidupan bangsa, mulai dari hukum, pendidikan, hingga politik. Menurut filsafat ontologis, dasar negara merupakan ekspresi dari esensi keberadaan suatu bangsa. 

Apabila dasar ini dirancukan dengan konsep-konsep lain, kita tidak hanya merusak pemahaman masyarakat terhadap Pancasila, tetapi juga membahayakan masa depan bangsa.

Dalam aksiologi, atau studi tentang nilai, Pancasila berfungsi sebagai panduan moral dan etika untuk masyarakat. Pancasila menuntun kita menuju keadilan sosial, toleransi, dan kesetaraan. 

Dengan menyamakannya dengan pilar-pilar lain, kita menurunkan nilai Pancasila dari panduan utama menjadi sekadar salah satu dari beberapa komponen yang bisa dipilih atau ditinggalkan. Hal ini serupa dengan prinsip dalam kehidupan sehari-hari: jika kita menganggap integritas hanya sebagai salah satu dari sekian nilai moral, dan tidak memprioritaskannya, kita akan kehilangan arah.

Pelajaran dari Sejarah: Menghormati Dasar Negara

Dalam sejarah modern, kita dapat melihat contoh negara-negara yang gagal menjaga kemurnian ideologi dasarnya. Di Timur Tengah, misalnya, beberapa negara yang dahulunya berlandaskan prinsip-prinsip yang kuat telah tergelincir dalam konflik internal karena hilangnya kesatuan dalam memegang teguh prinsip-prinsip tersebut.

 Dalam kasus lain, seperti di Eropa Timur setelah jatuhnya komunisme, ada periode kekacauan karena ideologi negara yang selama ini dipertahankan dengan cara yang salah akhirnya runtuh, meninggalkan kekosongan yang sulit diisi.

Di sisi lain, negara-negara yang berhasil mempertahankan ketepatan dalam menempatkan ideologinya, seperti Jepang dengan semangat bushido atau prinsip-prinsip konfusianisme di Korea Selatan, berhasil membangun fondasi negara yang kokoh dan terarah. Mereka memahami bahwa landasan ideologi harus tetap murni dan tidak boleh dipertaruhkan, bahkan di tengah perubahan zaman.

Epistemologi, Ontologi, dan Aksiologi Pancasila: Menjaga Kebenaran

Epistemologi Pancasila menegaskan bahwa ia merupakan sumber pengetahuan utama tentang bagaimana sebuah bangsa harus bersikap, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap dunia. Sebagai pondasi, ia tidak boleh disetarakan dengan komponen lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun