Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring] E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menggapai Kebesaran

28 September 2024   16:20 Diperbarui: 28 September 2024   16:31 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
smp.sekolahakhlak.id

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Di sebuah kota yang ramai, hiduplah seorang arsitek bernama Raka. Ia dikenal sebagai sosok yang sangat berbakat, menciptakan bangunan-bangunan megah yang menarik perhatian banyak orang. Namun, Raka memiliki prinsip hidup yang kuat: "Dadia gedhe nanging aja gawe sesak." Ia ingin mencapai kesuksesan tanpa membuat orang lain merasa tertekan atau terpinggirkan.

Suatu hari, Raka mendapat proyek besar untuk merancang gedung pencakar langit di pusat kota. Semua orang berharap gedung itu akan menjadi simbol kemewahan dan kemajuan. Namun, Raka memiliki pandangan berbeda. Ia tidak ingin gedung itu hanya megah di luar, tetapi juga harus bermanfaat bagi masyarakat.

Raka mulai bekerja, menggambar desain yang tidak hanya tinggi dan megah, tetapi juga ramah lingkungan. Ia mengusulkan taman di atap, ruang publik di lantai dasar, dan area hijau di sekitar gedung. Namun, banyak rekan kerjanya yang meragukan ide ini. "Proyek ini harus berkelas! Kita butuh kesan yang megah!" mereka berpendapat.

Namun, Raka tetap bersikeras. "Kita bisa membuatnya megah tanpa mengesampingkan kenyamanan orang lain. Kita harus menjadi besar tetapi tidak menyesakkan," tegasnya.

Setelah berbulan-bulan berdiskusi dan bernegosiasi, Raka akhirnya mendapatkan persetujuan untuk desainnya. Ia bekerja keras, dan ketika gedung itu selesai dibangun, semua orang terkesima. Gedung itu berdiri tinggi dengan fasad yang memukau, tetapi di dalamnya terdapat ruang-ruang terbuka yang menyenangkan. Taman di atap menjadi tempat berkumpul warga, sementara area hijau di sekitar memberikan udara segar bagi siapa saja yang melintas.

Kehadiran gedung itu tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga meningkatkan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Mereka dapat menikmati fasilitas yang tersedia tanpa merasa terpinggirkan. Raka merasa bangga, tetapi ia tidak ingin menyombongkan diri. "Kita harus bersinar, tetapi tidak menyilaukan," ucapnya kepada timnya.

Namun, kesuksesan Raka tidak hanya datang dari proyek tersebut. Ia mulai mengadakan pelatihan gratis untuk para arsitek muda di kotanya. "Ilmu yang kita miliki harus dibagi. Jadilah tajam tetapi tidak melukai," katanya. Raka ingin generasi berikutnya dapat belajar dan berkembang tanpa merasa tertekan oleh kompetisi.

Seiring waktu, Raka menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia mengajarkan bahwa kesuksesan sejati tidak hanya diukur dari seberapa besar kita bisa menjadi, tetapi juga dari seberapa banyak kebaikan yang bisa kita sebarkan. Ia mengingatkan semua orang bahwa "jadilah tinggi tetapi tidak merendahkan."

Pada suatu hari, saat acara perayaan keberhasilan gedung baru, Raka diundang untuk memberi pidato. Dengan penuh percaya diri, ia berkata, "Kita semua memiliki potensi untuk mencapai hal-hal besar. Mari kita bersama-sama menjadi besar dengan cara yang positif. Kita bisa jadi sigap tetapi tidak mendahului satu sama lain. Kesuksesan sejati adalah ketika kita bisa membantu orang lain meraih mimpi mereka."

Suasana di acara itu hangat dan penuh semangat. Banyak yang terinspirasi oleh kata-kata Raka. Ia menyadari bahwa keberhasilannya bukan hanya tentang dirinya, tetapi tentang bagaimana ia bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Sejak saat itu, Raka terus berusaha untuk menjadi teladan. Ia membangun lebih banyak proyek yang memperhatikan kesejahteraan masyarakat, dan selalu mengingat prinsip yang menginspirasinya. Dalam setiap langkahnya, ia berusaha untuk menggapai kebesaran tanpa membuat sesak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun