"Jangan takut sama kegelapan, Nak. Justru dalam gelap, ada hal-hal yang tak pernah kita sadari saat dunia terlalu sibuk dengan cahaya lampu," jawabku tenang.
Meskipun dengan enggan, akhirnya mereka mengikuti. Kami bertiga melangkah ke halaman depan rumah, menghirup udara malam yang segar. Di luar, desa begitu sunyi, hanya suara serangga yang menjadi pengiring malam. Tiba-tiba, suasana terasa begitu berbeda.
"Dengarkan," kataku lembut. "Tidakkah kalian mendengar nyanyian jangkrik, gangsir, dan suara-suara yang biasanya tertelan oleh deru kehidupan sehari-hari?"
Pak Harun tampak terkejut, matanya menyapu langit malam. Rani mulai menatap langit, meski awalnya terlihat tak tertarik. Tanpa lampu yang menyilaukan, kami bisa melihat bintang-bintang berkelap-kelip dengan begitu jelas.
"Apa itu, Mbak? Bintang yang besar dan terang?" tanya Rani sambil menunjuk langit.
"Itu Lintang Johar," jawabku lembut. "Dan yang sana itu, lihat! Bima Sakti, seperti seorang pahlawan yang menghunus pedang, melawan naga raksasa yang melilit langit."
Mata Rani melebar. "Aku baru tahu kalau di langit bisa ada cerita seperti itu."
Pak Harun tersenyum kecil. "Waktu aku masih kecil, bapakku sering cerita tentang banyaknya bintang-bintang yang punya nama dan legenda sendiri. Sekarang, aku malah hampir lupa karena setiap malam cuma nonton televisi."
Aku merasa sesuatu bergeser dalam hati. "Terlalu lama kita terbuai oleh cahaya buatan," kataku sambil menatap langit yang kian mempesona. "Lampu-lampu kota, sinetron, semuanya membuat kita lupa akan keindahan yang sesungguhnya---langit yang penuh cerita dan rahasia."
Malam semakin larut, tapi kami tetap berdiri di halaman, menatap cakrawala yang terbentang luas. Bintang-bintang seperti berbicara, menceritakan dongeng-dongeng lama yang hampir terlupakan. Kami diam, membiarkan setiap kilau bintang dan hembusan angin membawa rasa damai yang jarang kami rasakan.
Dalam diam, aku menyadari sesuatu. Listrik yang mati malam ini bukanlah sebuah kutukan, melainkan berkah. Ini adalah kesempatan bagi kami untuk berhenti sejenak dari rutinitas yang menyilaukan, dan kembali menyadari apa yang benar-benar penting. Keluargaku, alam di sekitar kami, dan langit yang luas ini---semua ada untuk dinikmati, jika kita mau menengadah dan meluangkan waktu.