Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring] E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Legenda Puncak 29

24 September 2024   21:22 Diperbarui: 24 September 2024   21:24 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Di desa Pinewood, terletak di tepi pegunungan dekat hutan lebat, diadakan sebuah festival panen. Festival ini adalah tradisi untuk memberikan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas rejeki yang diberikan sepanjang tahun. Setiap warga desa berkumpul untuk merayakan keberhasilan mereka, membawa hidangan dan uang sebagai sumbangan.

Festival ini juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antarwarga desa dan pendatang. Semua orang berkumpul untuk menyaksikan pertunjukan seni, termasuk tarian dan pagelaran wayang. Pada malam harinya, ada pertunjukan wayang kulit yang dinanti-nantikan, di mana semua pelaku seni berharap untuk mendapatkan berkah dari keramaian tersebut.

Di suatu sore, David, Alex, Sarah, Maria, dan Kevin bertemu di sebuah tempat peristirahatan di selatan desa Pinewood. Mereka semua memiliki minat yang sama untuk menyaksikan pertunjukan wayang yang dibawakan oleh Jack, seorang dalang terkenal dari desa sebelah. Jack terkenal dengan kisah-kisahnya yang menarik dan pesan moral yang dalam.

Saat malam tiba, mereka semua dengan antusias menuju arena festival. Di panggung, Jack mulai menampilkan kisah Rama Tambak Duta, dan penonton terpesona dengan aksinya. Cerita berlangsung seru, di mana para penonton terlibat dan bersorak dengan semangat.

Namun, saat pertunjukan mencapai klimaks, Kevin mendapati Maria tidak ada di sampingnya. Mereka semua mulai mencarinya di sekitar lokasi, berharap Maria hanya pergi ke warung terdekat untuk mencari makanan atau minuman. Ketika pencarian membuahkan hasil nihil, mereka menjadi semakin cemas.

Keesokan harinya, Mary, istri Maria, datang dengan wajah cemas, mencari suaminya. Mereka semua saling bertukar pandang, merasa ada yang tidak beres. "Apakah mungkin Maria ikut pergi ke tempat lain?" tanya David.

"Jangan-jangan, dia terjebak di tempat mistis di Puncak 29?" tambah Sarah dengan nada khawatir.

"Jangan berpikir yang aneh! Mungkin dia hanya tertinggal di sebuah tempat, kita harus mencarinya," potong Alex.

Setelah mendiskusikan situasi tersebut, David memutuskan untuk membawa Mary ke Puncak 29, tempat yang disebutkan oleh Mbah Kastari, seorang tetua desa yang memiliki pengetahuan tentang hal-hal mistis. Mbah Kastari menjelaskan bahwa Puncak 29 adalah tempat suci yang harus dihormati, tetapi juga menyimpan banyak misteri.

"Suamimu terperangkap di dunia lain," kata Mbah Kastari kepada Mary. "Dia mungkin diculik oleh makhluk jahat yang bersembunyi di Puncak 29."

Mendengar hal itu, mereka semua segera pergi ke Puncak 29, dengan harapan bisa menemukan Maria sebelum terlambat.

Di Puncak 29, suasana terasa aneh dan menegangkan. Saat mereka berjalan, mereka mendengar suara-suara aneh dan merasakan udara yang dingin. Tiba-tiba, Maria muncul dari balik pepohonan dengan tatapan kosong. "Maria!" teriak Mary, berlari ke arah suaminya.

Namun, saat Maria mendekat, dia tidak mengenali Mary dan mulai bergerak secara aneh, seolah dipengaruhi oleh kekuatan gaib. "Apa yang terjadi padamu?" tanya David, cemas.

Maria mulai menceritakan pengalamannya di Puncak 29. Dia mengatakan bahwa saat pergi ke toilet, dia dikejar oleh sosok misterius yang membuatnya melarikan diri ke hutan, dan di sanalah dia mengalami hal-hal yang tidak dapat dijelaskan.

"Aku diselamatkan oleh seorang nenek tua yang menyebut dirinya Nini-nini. Dia membantuku melarikan diri dari makhluk jahat," cerita Maria dengan suara gemetar. "Tapi, dia juga memperingatkan bahwa aku harus pergi jauh dari sini."

Mereka semua menyadari bahwa ada kekuatan yang lebih besar yang mengancam mereka. Maria memberi tahu mereka bahwa Nini-nini mengatakan bahwa utang budi harus dilunasi. Di saat yang sama, badai tiba-tiba melanda, membuat mereka terpaksa mencari tempat berlindung.

Akhirnya, mereka menemukan tempat aman di dalam gua. Saat mereka bersembunyi, Maria tiba-tiba menghilang di tengah kegelapan. "Maria!" teriak Mary, panik.

Tak lama kemudian, sosok Nini-nini muncul di depan mereka. "Utang budi digawa mati!" teriaknya. "Maria adalah jembatan antara dua dunia. Dia harus membayar utangnya, atau dia akan terjebak di sini selamanya!"

Dengan tekad yang kuat, David dan kawan-kawan berusaha untuk menyelamatkan Maria, bersatu melawan kegelapan yang mengancam. Mereka berhasil memanggil kembali Maria dengan kekuatan persahabatan dan keberanian mereka.

Saat akhirnya mereka semua kembali ke desa, Maria merasa lega tetapi juga takut dengan apa yang telah dia alami. Meskipun dia selamat, dia tahu bahwa Puncak 29 menyimpan banyak rahasia dan ancaman yang tidak akan pernah bisa dia lupakan.

Sejak saat itu, mereka semua berjanji untuk menjaga diri dan tidak pernah melupakan pengalaman mengerikan di Puncak 29.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun