"Pak, saya tidak menyangka, ini benar-benar bisa terwujud," kata Bu Lina sambil tersenyum.
Pak Kamzodinata mengangguk pelan, menatap anak-anak dengan bangga. "Kuncinya di sini, Bu Lina. Gotong-royong. Semangat Ukhuwah yang kita jaga bersama."
Bu Lina tertawa kecil. "Siapa sangka, dari kayu bekas dan semangat kebersamaan, kita bisa membangun lebih dari sekadar sudut baca. Kita membangun budaya membaca di sekolah ini."
Pak Kamzodinata tersenyum lebih lebar. "Dan ini baru permulaan. Kita akan terus tumbuh bersama, karena sekolah ini adalah milik kita semua."
Dalam ajaran agama, semangat kebersamaan dan tolong-menolong sangat ditekankan. Bahwa barangsiapa yang tidak peduli dengan urusan kaum maka ia bukanlah bagian dari mereka. Ajaran ini mengajarkan pentingnya kepedulian dan kerja sama dalam setiap usaha.
Di sekolah kecil itu, semangat kebersamaan dan cinta belajar terus tumbuh. Apa yang dimulai dari rak kayu bekas, berubah menjadi semangat literasi yang mengakar kuat di hati semua yang terlibat. Bersama-sama, mereka membuktikan bahwa dengan kebersamaan dan semangat Ukhuwah, apa pun bisa terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H