Gajah dan Joko Kapulungan yang teman seperguruan, yang semula sahabat sehidup semati. Pada akhirnya berbeda garis politik. Dan, bermusuhan. Seolah meneguhkan adagium politik sekuler. Tak ada persahabatan abadi, melainkan yang abadi adalah kepentingan.
Cinta Sinjang Wilis kepada Gajah bertepuk sebelah tangan,terhalang sikap materialistis Ki Lurah Kedhungpeluk, ayah Sinjang Wilis. Dan, akhirnya justru jatuh dalam pelukan anak Bre Wirabhumi, pihak musuh Gajah.
Sementara di kubu Wirabhumi ada Joko Kapulungan yang dianugrahi Suhita pewaris tahta Majapahit. Tetapi gagal lestari hidup bersama karena keburu tewas di tangan sahabatnya sendiri, Gajah dalam perang saudara itu.
Paregreg memang menyisakan kisah pilu. Terlebih, peristiwa terbokong dan terpancungnya Bre Wirabhumi, karena kebodohan Gajah , kena hasyutan Warak.
Silakan cek di  SINI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H