Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

Sebelum diangkat menjadi abdi negeri, pernah mengajar di SMA TARUNA NUSANTARA MEGELANG. Sekarang mengguru di SDN Kuryokalangan 01, Dinas Pendidikan Kabupaten Pati Jawa Tengah, UPTKecamatan Gabus. Sebagian tulisan telah dibukukan. Antara lain: OPINI GRASSROOT SOAL PENDIDIKAN GRES; Si Playboy Jayanegara dan Bre Wirabhumi yang Terpancung. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id. HP (maaf SMS doeloe): 081226057173.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dialog Punakawan: KPU Sepihak Bongkar-bongkar Kotak Suara, Janggal?

1 Agustus 2014   10:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:42 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1406862629101143444

Bagong: Mengundang polisi aza bisa, kenapa mengundang para saksi peserta pilpres nggak mau? Beralasan, nggak ada duit? Janggal-janggal...

Gareng: Janggal dari sisi kepatutan umum itu nggak ada artinya di muka peradilan, Gong. Yang penting, apa yang dilakukan KPU itu melanggar hukum apa tidak?

Bagong: Ya nggak ngertilah... Kata pengamat, itu janggal-janggal lah...

Semar: Ya pada intinya ada nggak motivasi yang mengarah pada rekayasa alat bukti atau bahkan penghilangan alat bukti. Kalau ada ya itu melawan hukum.

Petruk: Kalau begitu, solusinya bagaimana Pak Semar?

Semar: Ya KPU harus menahan diri jangan bongkar-bongkar dulu kotak suara yang dipermasalahkan. Tunggu aza perintah MK. Toh, dalam persidangan nanti kalau dipandang oleh MK diperlukan menilik kembali berkas-berkas dalam kotak suara, barulah dibongkar. Toh, juga yang bongkar tidak harus KPU sendiri. Bisa juga polisi, dengan disaksikan peserta pilpres dan KPU, pastinya. Karena sekarang ini, posisi KPU sebagai salah satu pihak tergugat, setara saja dengan pihak penggugat.

Gareng: Nah..intinya menahan diri, termasuk dirimu juga sebagai pendukung salah satu kandidat, Gong...

Bagong: Ya ya... aku juga nggak ngapain-ngapain koq, cuman dari pada nganggur, ngobrol-ngobrol aza.. Yang penting MK bisa bersikap independen. Jangan seperti kasusnya Pak Akil ya Pak..

Petruk: Alah, Gong, jangan cerewet aza, kamu. Dari pada nganggur mbok mijitin saya saja..sini....

Bagong: Pijet?...Ok...

Petruk: H h h...gantian, Gong...h h h...****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun