Bayangmu, meng-alihkan rasaku
Jika aku mengenangmu saja seperti ku melelehkan diri
Bagaimana dengan mensifati sosoknya.
Duhai bungaku, menyegarlah berikan aroma
Agar aku selalu mengenal jejakmu, hingga mata yang buta tetap mampu melihat, sekalipun hanya bayang saja
Aku yang lama menanti, mengubah
Keperihan dalam tawa
Karena penyandang asma-Nya, tersenyum menatapku kala itu
Salam atasmu duhai ibu pertiwi
Salam atasmu duhai kekasih, yang selalu mengasih
Salam atasmu duhai bunga, yang mewangi semesta kesejatian diri
Suara lirih berbisik ditelingaku:
"Tak ada yang salah dengan rasa
Selagi kau menyadarinya,
Telusuri dan bacalah selalu rasamu itu
Karenanya itu  jalan untuk menuju"
"Tahu kah kau bahwa sadar itu
Jubah-Nya yang kuguna"
Kemudian....
Seketika, seperti ada benda yang pecah, aku menyambutmu duhai kebanggan. Salam dariku, dan kau menyertaiku  selalu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H