Aku ingin merebah satu jam saja, untuk pulihkan tenaga.
Ia memijit-mijit kakiku dan aku tak kuasa menolaknya.
Ketika aku berkata sebentar ingin merebah. Ia pun pergi dengan senyuman indah, dan isyarat untuk aku makan sajian yang tersediah.
Saat terbangun badanku lebih segar, meski kaki berair dan merah-merah aku sampaiakan padanya syukur dan terimakasih
Mereka  berkata, bahwa merekalah yang berterimakasih padaku. Karena memberi kesempatan padanya untuk melayani.
Tangisku pecah..
Ya aba Abdillah, yaa Abulfadl
Ada pencitamu yang menjadikan aku sebagaimana para pecintamu
Aku tak berharap apa-apa, selain cinta dan syafaat semata
Setelah itu, aku terdiam melanjutakan langkah menuju mauqib abul fadl bin Ali al-Murtadha as.
Setelah beberapa kilo..
Ku lihat dari kejauhan, bendera merah putih melambai-lambai begitu indahnya..
Air mataku pecah..
Ustaad!! kuberlari memanggil guru pembimbing kita..
Kenapa terpisah?
Kakiku bermasalah, langkahku pendek
Saat kupanggil rombongan, suaraku tenggelam tertutup suara-suara lain yang memanggil-manggil labaika Ya Husein...labaika Ya Husein...
Tak masalah
Para kekasih semoga hadir disetiap sanubari..