Mohon tunggu...
Khodijah
Khodijah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Di Tanah Duka

28 Agustus 2023   20:29 Diperbarui: 28 Agustus 2023   20:34 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku ingin merebah satu jam saja, untuk pulihkan tenaga.
Ia memijit-mijit kakiku dan aku tak kuasa menolaknya.

Ketika aku berkata sebentar ingin merebah. Ia pun pergi dengan senyuman indah, dan isyarat untuk aku makan sajian yang tersediah.

Saat terbangun badanku lebih segar, meski kaki berair dan merah-merah aku sampaiakan padanya syukur dan terimakasih
Mereka  berkata, bahwa merekalah yang berterimakasih padaku. Karena memberi kesempatan padanya untuk melayani.

Tangisku pecah..

Ya aba Abdillah, yaa Abulfadl
Ada pencitamu yang menjadikan aku sebagaimana para pecintamu
Aku tak berharap apa-apa, selain cinta dan syafaat semata

Setelah itu, aku terdiam melanjutakan langkah menuju mauqib abul fadl bin Ali al-Murtadha as.

Setelah beberapa kilo..

Ku lihat dari kejauhan, bendera merah putih melambai-lambai begitu indahnya..
Air mataku pecah..

Ustaad!! kuberlari memanggil guru pembimbing kita..

Kenapa terpisah?
Kakiku bermasalah, langkahku pendek
Saat kupanggil rombongan, suaraku tenggelam tertutup suara-suara lain yang memanggil-manggil labaika Ya Husein...labaika Ya Husein...

Tak masalah
Para kekasih semoga hadir disetiap sanubari..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun