Respon adalah,  sebuah jawaban atas reaksi dari informasi  yang datangnya bisa dari dalam diri, bisa juga dari luar.
Biasanya baik tidaknya respon seseorang, tergantung bagaimana input yang diterimanya. Bisa saja sebuah respon menyebabkan seseorang terangsang. Rangsangan dapat menimbulkan reaksi , sehingga dengan spontan respon pun keluar begitu saja. Adakalanya respon yang diterima indah, adakalanya malah menggores rasa yang dapat memicu amarah.
Contoh respon dari dalam diri. Apabila salah satu bagian anggota kita merasakan sakit. Maka respon seseorang akan merintih ataupun gelisah, sebab ada ketidaknyamanan  rasa.
Begitu pula apabila ada seseorang yang misalkan saja menuduh, tentu saja hal itu akan direspon. Seketika seseorang akan membela dirinya dengan pernyataan-pernyataan tertentu.
Sekalipun sekiranya saja orang tersebut hanya diam, atas tuduhan. Maka diamnya itu juga bagian dari responnya.
Bagaimana agar respon kita tetap cantik tidak terbawa ataupun tergiring oleh input ?
Misalkan di luar, kita mendengar catatan teman mengenai kekecewaannya terhadap kita. Ya kita belajar untuk tidak ambil pusing soal ucapan teman satu itu.
Penting bagi kita belajar untuk tidak menghukum diri juga. Saat seseorang mempermasalahan kita, yang sekiranya kita tidak bermasalah. Maka masalah sebenarnya dari orang itu sendiri.
Akan tetapi penting untuk kita belajar menyadari, sehingga kita tetap bersikap objektif.
Dengan objektif reaksi bisa dikontrol, kita pun menjadi tahu pemikiran yang lainnya.
Percayalah tidak setiap input itu perlu direspon. Adakalanya, respon malah menjadikan masalah berkepanjangan dan hanya akan menimbulkan permasalahan baru. Diam adalah  sikap bijak, dan merupakan jawaban juga.
Respon sesuatu jika memang sesuatu itu penting untuk direspon, jika tidak cuwekin saja. Cuek di sini dalam artian penjagaan dari salah satunya, Â agar keduanya tidak saling merangsang, dan tanpa disadari akan saling menyakiti.
Soal catatan teman tentang kekecewaannya pada kita biarkan saja. Mau dibilang bagus ataupun jelek, itu mata lain yang melihatnya, sementara lainnya tetap ada yang melihatmu indah yang merupakan anugrah.
Maka lihat saja jika itu perlu untuk dilihat. Tidak terpengaruh sebab catatan siapa pun.
Jadi lanjutkan saja.
Percayalah dengan berjalannya waktu setiap orang dengan perkembangannya.
Biarkan hal ini terjadi untuk masing- masing diri bisa mengevaluasi.
Jika seseorang yang bicara kepadamu, adalah orang tidak penting di hatimu, tak perlu lagi menghadirkannya dihati.
Maka hadirkan  hati, untuk orang orang yang menghadirkan kita dii hatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H