Mohon tunggu...
Khodijahpwkuniversitasjember
Khodijahpwkuniversitasjember Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Suka mencoba hal baru terutama hal baru yang membuat diri sendiri tertantang.

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Gang Dolly Hidup Kembali

25 September 2022   17:20 Diperbarui: 31 Oktober 2022   09:50 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Akan tetapi jika pemerintah menutup daerah ini kembali sebaiknya perlu dipikirkan secara matang tentang rencana kedepannya akan seperti apa. Masyarkat di daerah Dolli sendiri banyak yang bergantung hidup pada kawasan Gang Dolli.

Selain masalah Kawasan Gang Dolly , masalah persengketaan lahan di Surabaya sering kali terjadi. Penggunaan lahan yang tidak semestinya serta duplikasi tanah yang seharusnya milik pemerintah kerap terjadi.  Kepadatan penduduk adalah salah satu faktor pendorongnya, Dengan terpaksa tuntutan hidup memaksa merekaa melakukannya. Banyak dijumpai rumah penduduk yang berdiri pada lahan atau tanah yang tidak sesuai dengan fungsinya, seperti di pinngir sungai yang seharusnya menjadi daerah resapan air, dipinggir rel kereta api padahal itu sangt berbahaya, kemudian di area yang kategorinya itu adalah fasilitas umum sehingga membuat lingkungan terlihat kumuh.

Permasalahan atau polemik  yang berkepanjangan akan terus terjadi jika tidak segera dibentuk Satgas khusus. Satgas yang khusus berkerja atau menangani kasus seperti ini. Sering kali warga mengadu ke DPRD karena sengketa tanah. Bisa jadi karena masih belum sempurnanya sistem pencatatan tanah. Baik pencatatan di BPN maupun Pemkot Surabaya. Selain itu juga karena pengakuan sepihak hingga penguasaan secara ilegal objek lahan.

Bisa juga sengketa pertanahan diduga terjadi karena ada campur tangan mafia tanah, sehingga menimbulkan permasalahan dalam kepemilikan tanah di Surabaya. 

Tidak terhenti di situ, tidak sedikit warga lain juga mengadukan selisih lahan yang sama dengan developer ke Komisi. Beberapa kali sidang Komisi mengagendakan perselisihan lahan. Sampai kapan akan terus seperti ini. Sejumlah kasus tanah di Surabaya yang sampai puluhan tahun tak terselesaikan. Sudah saatnya pemerintah hadir membantu warga.

Belum lagi masalah pemukiman yang ada di daerah daerah resapan atau di daerah yang tidak semestinya. Ini akan menimbulkan masalah baru yang akan merugikan semua pihak.

Pemkot Surabaya melalui dinas sumber daya air dan bina marga (DSDABM) terus gencar merevitalisasi saluran. Baik yang berada di tepi jalan maupun area permukiman. Upaya itu tak jarang harus disertai penertiban hingga pembongkaran bangunan yang berdiri di atas saluran.

Bangunan liar itu jelas-jelas mengganggu aliran air di saluran atau bahkan mempersempit dan menghambat aliran air. Imbasnya, genangan dan banjir menjadi masalah langganan di wilayah tersebut.

Warga mendirikan bangunan di atas saluran untuk difungsikan sebagai tempat usaha dan garasi kendaraan. Imbas dari berdirinya bangunan liar itu adalah saluran air tak dapat dibersihkan. Akibatnya, aliran air ke Rumah Pompa Petekan tersendat.Kondisi menjadi parah jika turun hujan deras. Genangan air kerap menyelimuti lokasi tersebut.

Setelah pembongkaran, pihak kecamatan tetap mengawasi lokasi. Agar bangunan liar tidak kembali berdiri, petugas memasang pagar di lokasi yang sudah dibongkar.

Sejumlah strategi percepatan penanganan banjir telah dilakukan oleh pemkot. Seperti pembuatan bozem seluas satu hektare di kawasan Tubanan, untuk penanganan banjir di Jalan Darmo Indah Sari dan Jalan Darmo Indah Asri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun