Perlu kita ketahui bahwa gurita dan anggota cephalopoda lainnya sudah ada di bumi ini selama jutaan tahun! Jika berbicara evolusi, beberapa ilmuwan percaya bahwa manusia terpisah dari cephalopoda lebih dari 700 juta tahun yang lalu. Ilmuwan kemudian menemukan bahwa manusia dan gurita beserta anggota cephalopoda lain memiliki sel-sel otak yang sama. Gurita juga memiliki neuron sebanyak 0,5 miliar neuron! Mayoritas neuron yang dimilikinya berada di tentakel dan sisanya berada di otak. Ilmuwan percaya bahwa hal ini membuat gurita sebagai hewan yang sangat cerdas karena kemampuan tersebut memberikan gurita sensitivitas sangat baik terhadap lingkungannya dalam meraba, merasa, melihat, dan juga berpikir.
Melihat dengan tentakelnya, bagaimana bisa?Â
Gurita dikenal sebagai hewan laut yang dapat melakukan kamuflase dengan sangat baik. Oleh karena itu, gurita bisa 'bersembunyi' dari predatornya seperti hiu, lumba-lumba, dan belut. Kemampuan untuk kamuflase tersebut didukung oleh mantel gurita yang berlapis-lapis, dimana lapisan atas terdiri dari ribuan kantung kecil berbagai warna yang dapat membuka dan menutup untuk menunjukkan warna merah, kuning, cokelat, dll. Lapisan di bawahnya terdapat sel-sel reflektif yang berinteraksi dengan pelat bertumpuk untuk menciptakan permainan warna. Lapisan terakhir atau lapisan paling bawah merupakan lapisan reflektif untuk memantulkan kembali cahaya yang masuk. Dengan susunan mantel tersebut beserta jumlah neuron yang sangat banyak memberi gurita banyak keuntungan dalam bertahan hidup.
Keunikan gurita tidak hanya berhenti disitu saja. Fun fact, mata gurita merupakan mata canggih yang memiliki kemampuan serupa dengan mata manusia, namun ternyata gurita buta warna, loh! Jadi bagaimana bisa gurita melakukan kamuflase kalau dia buta warna? Kehebatan lain yang dimiliki gurita terletak pada matanya.Â
Gurita memiliki pupil dengan bentuk memanjang (off-axis), berbeda dengan pupil manusia yang berbentuk bulat. Bentuk pupil tersebut menyebabkan banyak gelombang cahaya yang masuk dari berbagai arah. Hal tersebut menyebabkan gelombang cahaya tidak dapat jatuh pada titik fokus yang sama sehingga menyebabkan objek yang dilihat menjadi blurry. Jika dilihat dari sudut pandang manusia, suatu objek jika terlihat blurry maka ada sesuatu yang tidak beres dengan mata. Namun ternyata gurita mengandalkan kemampuan tersebut untuk melihat warna sekitarnya.
Bagaimana bisa, kan gurita buta warna?
Betul, gurita buta warna karena hanya memiliki satu fotoreseptor saja. Namun ternyata gurita tetap bisa melihat dan membedakan warna sekitar dengan membawa panjang gelombang tertentu ke titik fokus pada retina. Kemampuan tersebut didukung oleh bola matanya yang dapat berubah kedalaman sesuai kebutuhan gurita untuk melihat suatu objek.Â
Jadi dapat disimpulkan bahwa walaupun gurita hanya memiliki satu fotoreseptor dan penglihatannya sangat blurry, mereka dapat memfokuskan suatu objek dan melihat warna dari objek tersebut dengan membawa panjang gelombang tertentu pada titik fokusnya. Hal inilah yang memungkinkan gurita untuk melihat warna disekitarnya dan menentukan warna tubuh untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitar.
Jadi, bagaimana? Hewan laut yang satu ini sangat unik bukan? Dari berbagai macam keunikan tersebut dan keunikan lainnya yang belum saya jelaskan, banyak penulis yang menjuluki gurita sebagai alien. Hingga saat ini, ilmuwan masih terus melakukan penelitian untuk mencari tahu mengenai perilaku-perilaku lainnya yang dilakukan gurita.
Daftar Referensi:
Horton, J. 2018. How Octopus Work. diakses pada 9 Desember 2018 pk. 12.14 WIB.