Mohon tunggu...
Khodijah aliya
Khodijah aliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi

Khodijah Aliya (43223010197) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mercu Buana, Dengan nama dosen Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kemampuan Memimpin Diri dan Upaya Pencegahan Korupsi dan Etik: Keteladanan Mahatma Gandhi

22 Desember 2024   14:37 Diperbarui: 22 Desember 2024   14:37 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Menghindari Kebencian dan Balas Dendam: Perlawanan tanpa kekerasan tidak memupuk kebencian, melainkan fokus pada keadilan dan kebenaran. Hal ini menciptakan ruang untuk dialog dan penyelesaian konflik yang damai.

3. Memanfaatkan Kekuatan Moral: Dalam satyagraha, kekuatan moral lebih kuat daripada kekuatan fisik. Melalui kejujuran, pengorbanan, dan kesabaran, kebenaran dapat mengalahkan ketidakadilan tanpa pertumpahan darah.

4. Memberdayakan Rakyat: Perlawanan tanpa kekerasan memberi kesempatan bagi masyarakat luas untuk terlibat, baik melalui boikot, mogok, atau kampanye publik, sehingga memberdayakan semua pihak untuk menjadi agen perubahan.

Contoh Implementasi Perlawanan Tanpa Kekerasan

Kampanye Garam Gandhi: Gandhi memimpin perlawanan tanpa kekerasan terhadap monopoli garam Inggris melalui Salt March (1930), di mana ia memobilisasi rakyat untuk melawan pajak yang tidak adil dengan cara damai.

Gerakan Hak Sipil AS: Martin Luther King Jr., yang terinspirasi oleh Gandhi, memimpin perjuangan hak sipil di Amerika Serikat dengan pendekatan tanpa kekerasan, seperti boikot bus Montgomery.

Revolusi Damai di Dunia Modern: Berbagai gerakan modern, seperti protes damai di berbagai negara, menunjukkan bagaimana nilai-nilai ini tetap relevan dalam menghadapi ketidakadilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun