Ciri-ciri Kalabendhu
1. Kejahatan Merajalela
Peningkatan Tindakan Kriminal: Pada fase ini, kejahatan seperti penipuan, korupsi, dan kekerasan menjadi hal yang umum. Tingginya angka kriminalitas menciptakan ketidakamanan di masyarakat, membuat individu merasa terancam dalam kehidupan sehari-hari.
Mengabaikan Etika: Tindakan tidak etis, seperti manipulasi dan penipuan, menjadi normal. Masyarakat beradaptasi dengan kondisi ini, mengembangkan sikap apatis terhadap pelanggaran yang terjadi, yang semakin menggerogoti nilai-nilai yang ada.
2. Kehilangan Moral dan Etika
Pengabaian Nilai-nilai Luhur: Nilai-nilai moral yang sebelumnya dijunjung tinggi, seperti kejujuran dan saling menghormati, mulai hilang. Masyarakat kehilangan pegangan dalam perilaku sehari-hari, membuat mereka rentan terhadap tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Kriminalisasi Nilai-nilai Sosial: Apa yang seharusnya dianggap baik dan benar menjadi kabur. Tindakan yang merugikan orang lain, seperti penipuan dan korupsi, diterima sebagai hal yang wajar, menciptakan norma baru yang mengabaikan etika.
3. Krisis Sosial
Keterasingan dan Ketidakpuasan: Individu merasa terasing dari komunitas, kehilangan rasa keterhubungan dan tujuan hidup. Hal ini menyebabkan peningkatan perasaan frustrasi dan depresi di kalangan masyarakat.
Krisis Kepercayaan: Hubungan sosial yang sehat terancam karena rasa saling percaya antara individu dan kelompok hancur. Konflik antarindividu semakin meningkat, mengarah pada ketegangan sosial yang lebih besar dan menciptakan suasana ketidakpastian.
4. Kehampaan Budaya