Raden Ngabehi Ranggawarsita, seorang pujangga Jawa, menggambarkan tiga era dalam karyanya. Tiga era tersebut adalah:
1. Kalasuba: Merupakan zaman ketika manusia hidup dalam kesejahteraan dan kemakmuran. Pada era ini, nilai-nilai moral dan spiritual sangat dijunjung tinggi, serta hubungan antara manusia dan alam berjalan harmonis.
2. Kalatidha: Era ini ditandai dengan adanya kemunduran, di mana nilai-nilai moral mulai pudar. Dalam kalatidha, konflik dan ketidakadilan mulai muncul, menyebabkan masyarakat mengalami kesulitan dan penderitaan.
3. Kalabendhu: Ini adalah puncak dari kerusakan, di mana kehidupan manusia dipenuhi oleh kejahatan dan kebobrokan moral. Di kalabendhu, masyarakat terjebak dalam siklus kekacauan dan kehampaan.
Melalui ketiga era ini, Ranggawarsita menyoroti siklus kehidupan dan pentingnya pemulihan nilai-nilai luhur untuk mencapai kedamaian dan kesejahteraan.
Apa yang dimaksud kalasuba, kalatidha, kalabendhu?
Kalasuba adalah fase dalam pemikiran Raden Ngabehi Ranggawarsita yang menggambarkan era kemakmuran dan kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat. Dalam konteks ini, kalasuba meliputi beberapa aspek penting yang menjadikannya sebagai puncak peradaban. Berikut adalah penjelasan yang lebih rinci mengenai ciri-ciri utama kalasuba:
1. Harmoni Sosial
Pada fase kalasuba, hubungan antarindividu dan kelompok berada dalam keadaan yang harmonis. Ciri-ciri dari harmoni sosial ini meliputi:
Saling Menghormati: Masyarakat saling menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Keterbukaan dan toleransi menjadi dasar interaksi sosial.