Mohon tunggu...
Khodijah aliya
Khodijah aliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi

Khodijah Aliya (43223010197) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mercu Buana, Dengan nama dosen Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono

24 Oktober 2024   01:54 Diperbarui: 24 Oktober 2024   02:18 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah melanglang buana selama 28 tahun di Eropa, Sosrokartono memutuskan pulang ke tanah air untuk berjuang demi kemanusiaan dan menetap di Bandung. Saat tiba di Bandung dia bergabung dengan organisasi Taman Siswa dan menjadi kepala sekolah menengah Taman Siswa di sana. Adapun guru-guru sekolah tersebut saat itu antara lain Ir. Sukarno dan Pak Soenario (Poesponegoro, 1990: 249). Seterusnya Sosrokartono mengundurkan diri dari Taman Siswa dan lebih fokus pada kegiatan-kegiatan sosial dan kemanusiaan. Rumah kontrakan tempat dia menetap di Bandung dijadikan padepokan dengan nama "Dar Oes Salam" (Darussalam). Di dalamnya dia mengabdikan seluruh sisa hidupnya demi kemanusiaan sampai akhir hayatnya tahun 1952.

Selama di Bandung Sosrokartono mulai mendalami dunia spiritualitas dan mengembangkan pemikiran tentang kehidupan. Ajaran, pandangan, dan pemikiran Sosrokartono berkaitan dengan laku moralitas dan spiritual. Seluruh ajaran yang terkandung dalam Ilmu dan Laku Jawa Sosrokartono berjumlah 53 ajaran dengan makna filosofis yang berbeda-beda. Bentuk dan makna filosofis dari ajaran Sosrokartono mempunyai kontribusi dan relevansi dalam pendidikan kebangsaan, yaitu: pendidikan ketuhanan, pendidikan keagamaan, pendidikan sosial, pendidikan berbangsa dan bernegara, dan pendidikan budi pekerti. (Rahman, 2013:5-7).

Dari 53 ajaran Sosrokartono terdapat 3 ajaran utama, yaitu: Ngawulo Marang Kawulane Gusti , filosofi "Alif", dan Catur Murti (Muhibuddin, 2019: 241-50). Ajaran Ngawulo Marang Kawulane Gusti (mengabdi kepada hamba Tuhan) mempunyai arti bahwa tujuan hidup bukanlah membela Tuhan, melainkan membela manusia dengan seluruh kemanusiannya. Makna dari "Mengabdi kepada hamba Tuhan" menurutnya bukan berarti dia hendak menyembah hamba Tuhan, melainkan mengabdi, mengabdi dan menolong hamba Tuhan.

Ajaran kedua yang cukup penting dari Sosrokartono adalah filosofi "Alif". Huruf " Alif " (abjad pertama dalam alfabet Arab) sangat penting artinya dalam kehidupan Sosrokartono. Huruf "Alif" yang bentuknya sederhana dan tegak dimaknai Sosrokartono melambangkan tauhid (Tuhan itu Esa) dan juga melambangkan sikap lurus dan jujur. Oleh karena itu "Alif" memiliki kedudukan yang sentral dalam kehidupan Sosrokartono, sehingga "Alif" dijadikan sebagai simbol bagi Sang Maha Kuasa dalam kehidupannya, termasuk dalam aktivitas-aktivitas sosial dan kerja-kerja kemasyarakatan yang dilakukannya. Alif selalu dijadikan sebagai media pengobatan yang dilakukannya.

Ajaran penting lainnya dari Sosrokartono adalah Catur Murti (empat aspek kehidupan). Dia mengajarkan bahwa dalam hidup ini harus ada keselarasan dari aspek empat dalam kehidupan manusia, yaitu: pikiran, perasaan, perbuatan, dan perkataan. Artinya semua aspek tersebut harus berlaku dengan benar. Kesatuan dan keselarasan keempat aspek tersebut merupakan bentuk kesempurnaan diri manusia. Sosok juga dikenal sebagai Si Jenius Dari Timur ini meninggal dunia pada usia 75 tahun, dia berpulang menghadap Yang Maha Kuasa tanggal 8 Februari 1952. Jenazahnya dimakamkan di Sedo Mukti, Desa Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah.

Apa itu makna mental " JAWA"

Makna roh atau mental Jawa dalam karya Raden Mas Panji Sosrokartono sangat kaya dan kompleks, mencakup berbagai aspek yang menunjukkan kedalaman budaya dan filosofi hidup masyarakat Jawa. Berikut adalah pengembangan lebih lanjut dari masing-masing aspek yang telah disebutkan:

1. Keberanian dan Semangat Juang

Roh keberanian dalam karya Sosrokartono tidak hanya berfokus pada tindakan fisik, tetapi juga keberanian moral. Tokoh-tokohnya sering kali harus menghadapi dilema etis dan memilih untuk berdiri di sisi kebenaran, meskipun hasilnya tidak selalu menguntungkan. Ini menunjukkan bahwa mental Jawa mengajarkan pentingnya komitmen terhadap prinsip dan nilai, serta keberanian untuk menghadapi konsekuensi dari pilihan tersebut.

2. Kebijaksanaan dan Kearifan Lokal

Kebijaksanaan dalam konteks mental Jawa tidak hanya terkait dengan pengetahuan, tetapi juga dengan pemahaman mendalam tentang kehidupan dan hubungan antar manusia. Sosrokartono seringkali menggambarkan tokoh yang bijak yang dapat menilai situasi dengan cermat dan memberikan nasihat yang mengedepankan kepentingan bersama. Hal ini menunjukkan bahwa kearifan lokal adalah bagian penting dalam menciptakan keseimbangan dalam masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun