Mohon tunggu...
Khodijah
Khodijah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Sebagai mahasiswa program studi bisnis digital, saya memiliki ketertarikan yang besar dalam menjelajahi tren dan inovasi terbaru di dunia digital. Saya senang menganalisis data dan strategi pemasaran untuk memahami perilaku konsumen serta menemukan cara-cara baru untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Dengan semangat eksplorasi, saya terus berusaha untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan saya, sehingga dapat berkontribusi secara signifikan dalam pengembangan bisnis di era digital ini.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membaca Gudangnya Ilmu untuk Kemajuan Generasi

1 November 2022   13:00 Diperbarui: 1 November 2022   13:06 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Membaca dapat membuat pemikiran kita lebih canggih dalam menerima informasi apa yang dibaca sehingga otak bekerja dengan baik, juga membuat berpikir lebih luas dan kritis. Dalam membaca itu merupakan suatu kegiatan positif yang dapat menjadi jendela dunia untuk menjelajahi dari berbagai hal seperti ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial dan budaya, politik maupun aspek lainnya. 

Kegiatan dari membaca harus diaplikasikan dan dibiasakan ke semua generasi tidak hanya generasi Z saja. Kebiasaan dalam membaca dapat mengubah cara pandang kita terhadap apapun dan membantu mengubah masa depan, serta menambah kecerdasan akal dan pikiran kita. Tanpa kita sadari, membaca merupakan hal yang penting dan bermanfaat untuk generasi muda dan tua dalam menambah inspirasi namun sayangnya kegiatan tersebut dianggap hal yang tidak perlu diprioritaskan.

Berdasarkan data dari Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2019, negara Indonesia berperingkat ke 62 dari 70 negara, yang berarti negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Dari data tersebut dapat menyadarkan kita bahwa membaca merupakan hal yang serius. Penyebab dari literasi rendah yang paling umum yaitu dari teknologi semakin canggih yang ternyata turut meninggalkan budaya literasi di Indonesia. Masyarakat lebih menyukai bermain handphone disertai dengan media sosial dibandingkan membaca.

Rendahnya minat baca sangat berpengaruh besar terhadap mutu pendidikan dan perkembangan generasi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya minat baca siswa yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor yang berasal dari dalam diri seseorang secara fisik maupun mental, seperti kemauan, kebiasaan, dan motivasi seseorang dalam membaca.

  • Faktor Eksternal 

Faktor-faktor dari luar diri seseorang atau faktor lingkungan. Dengan adanya kehadiran internet bisa memudahkan seseorang dalam membaca karena begitu luas, namun di sisi lain jika kita tidak pintar dalam menelaah informasi yang diberikan maka kita akan terjebak dalam "kemakan hoax".

Terkadang, beberapa individu merasa tidak mengerti atas manfaat dalam membaca sehingga tidak tertarik untuk menerapkannya. Membaca membutuhkan waktu khusus memang, tetapi membaca itu memiliki banyak manfaat. Padahal, membaca akan membuka wawasan baru. Sesuatu yang belum kita temui di lingkungan kita, belum diajarkan dan dijelaskan oleh orang tua maupun guru.

Cara meningkatkan minat membaca, yaitu:

  1. Memantapkan Niat dan Motivasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun