Mohon tunggu...
Siti Khodijah
Siti Khodijah Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Siber Asia

Prodi Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sinetron Ikatan Cinta dalam Perspektif Teori Kultivasi

19 November 2021   23:47 Diperbarui: 19 November 2021   23:52 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisis Teori Kultivasi

Dalam Teori Kultivasi, ada istilah heavy viewers dan light viewers yang membagi menjadi dua kelompok penonton yang akan mempersepsikan dan menginterpretasikan dari pesan yang diperoleh dengan kehidupannya didunia nyata. Pada kelompok heavy viewers pada sinetron Ikatan Cinta akan muncul sikap antara lain:

Akan melibatkan diri pada kekerasan

Dalam cerita sinetron Ikatan Cinta yang ditayangkan setiap hari selama lebih dari dua jam perhari dalam penayangannya, menampilkan banyak konflik dengan disertai adegan kekerasan fisik, kekerasan verbal dan kekerasan nonverbal. Hal ini akan membuat heavy viewers secara tidak langsung mengadopsi tindak kekerasan pada sinetron pada dunia nyata. Misalnya dalam sinetron salah satu pemain melakukan kekerasan fisik dalam menyelesaikan masalahnya, hal ini akan memungkinkan kelompok heavy viewers untuk melakukan hal sama di kehidupan nyata.

Percaya bahwa pada dunia nyata juga penuh kekerasan sehingga muncul ketakutan yang memungkinkan terjadinya tindak kekerasan.

Sikap paranoid ini muncul ketika salah satu pemain (Elsa) yang berperan antagonis dan banyak melakukan keributan yang menimbulkan konflik dalam keluarga. Bagi penonton heavy viewers tentunya akan menganggap para pemain antagonis juga berkarakter yang sama di kehidupan nyata, sehingga mereka melakukan perlindungan diri dengan cara melakukan penyerangan pada akun media sosial milik aktor dan aktris antagonis.

Tumbuh dan hilangnya kepercayaan

Sinetron Ikatan Cinta yang banyak digemari oleh penonton khususnya heavy viewers, telah memberi sumbangsih dalam hal kepercayaan pada para pemain protagonis seperti Aldebaran dan Andin. Banyaknya brand yang melakukan kontrak dengan dua pemain ini seolah memberikan gambaran bahwa mereka mampu menarik simpatik dan kepercayaan khalayak untuk membeli salah satu brand yang mengunakan mereka sebagai brand ambassador. 

Dalam salah satu unggahan di sosial media milik Arya Saloka (Aldebaran), tidak sedikit netizen yang berkomentar bahwa jika bukan Aldebaran dan Andin yang muncul sebagai brand ambassador mereka tidak akan memilih untuk brand tersebut. Karakter yang ditampilkan dalam sinetron Ikatan Cinta telah membuat penonton kehilangan kepercayaan pada pemain antagonis dan dibawa pada kehidupan nyata.

 Analisis terhadap sinetron Ikatan Cinta dalam kajian Teori Kultivasi, menimbulkan konsep dan budaya yakni mainstreaming dan resonance. Mainstreaming terjadi pada kelompok heavy viewers yang mengikuti pesan dan menganggap sama tentang dunia nyata melalui sinetron. Kelompok heavy viewers beranggapan bahwa pesan dan informasi yang telah ditanamkan pada sinetron bisa diaplikasikan pada kehidupan nyata. Sedangkan Resonance adalah persepsi yang mereka lihat di sinetron merupakan persepsi yang sama di kehidupan nyata.

 Pada sinetron Ikatan Cinta penonton terbawa arus oleh kemesraan dan keharmonisan pasangan Aldebaran dan Andin. Anggapan ini membuat penonton merasa bahwa hanya Andin saja yang paling pantas untuk Aldebaran baik didunia sinetron maupun di kehidupan nyata. Padahal dalam kehidupan nyata, pemeran Aldebaran (Arya Saloka) telah memiliki istri dan seorang anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun