Viona yang telah baik pada Byan merupakan korban kedua. Kejadiannya memang sudah sedikit terlihat apabila penyebab kematiannya adalah tabletnya. Tablet yang ia pinjamkan pada Byan. Byan menyalakan data seluler tablet tersebut dan meninggalkannya menyala. Kebetulan, rumah Viona baru saja dihuni yang mana belum memiliki penangkal petir. Saat hujan deras mengguyur dan petir menyambar di mana-mana, tiba-tiba ia melihat tabletnya tersambar petir. Ia terdiam.Â
Lama. Dadanya terasa sesak. Ia semakin sulit bernapas. Saat ia membuka matanya ia sudah berada di UGD. Semenjak kejadian itu, ia sering dilarikan ke UGD karena serangan jantung. Hingga, di usianya yang ke-45, tiga tahun setelah kejadian petir menyambar, ia meninggal karena serangan jantung yang dideritanya.
***
Masih ingat ulang tahun Arel? Ya, banyak kejadian yang dilakukan oleh Byan terhadap Arel. Tidak! Tidak hanya Byan, Vito pun melakukannya. Mereka berkonspirasi membuat hari Arel saat itu menjadi ceria dengan segala kegilaan mereka. Ya, mereka bahagia saat itu. Mereka tertawa riang bersama seakan – akan tidak akan pernah ada hal buruk terjadi pada mereka. Sampai saat dimana Byan menarik kursi Arel hingga terjatuh keras ke lantai. Mereka pergi ke UKS bersama untuk mengobati sakit di tulang ekor Arel.Â
Di sisi lain, tidak ada yang menyadari bahwa ketika Byan menarik kursi Arel ke belakang, kepala Vito, yang kebetulan sedang duduk bersila tepat di belakang kursi Arel, membentur kursi tersebut. Benturan tersebut sangatlah keras sehingga Vito hanya dapat terdiam dan menahan rasa sakitnya. Sore harinya, ia sudah tidak bisa duduk. Malam harinya, ia tidak bisa berjalan. Pagi harinya, ia mengalami koma. Lalu, setelah seminggu koma, Vito meninggal dunia. Dokter mengatakan terjadi pendarahan di otaknya tetapi keluarga Vito tidak ingin menyelidikinya. Kerja bagus, Byan!
***
Hahahaha. Betapa menariknya hidup ini dimana tawa kita bisa bermakna duka bagi  mereka, begitupun sebaliknya. Entah bagaimana ajal akan menjemput kita. Entah bagaimana ajal akan menjemput mereka. Semoga ajal kita benar-benar dijemput oleh Malaikat Izroil, bukan malah oleh bayangan makhluk ciptaan-Nya. Entah apa yang akan terjadi pada Abyan Azhim selanjutnya. Apakah ia akan membunuh lebih banyak orang? Apakah dia akan dibunuh? Apakah dia akan hidup selamanya? Tunggu sebentar, apakah ia menyadari ini semua? Tidak. Tidak sama sekali.
      Jadi, sudah berapa banyak, kawan?
      Tak apa, akupun tak tahu, bisa saja hamparan tulisan hasil tarian jemariku ini akan membunuh kaumku sendiri.
      Kutunggu kalian di Surga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H