Mohon tunggu...
Khitthoh Zamzamy
Khitthoh Zamzamy Mohon Tunggu... -

Arrabic Education ~ UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Menghisap Jempol Membuat Si Kecil Merasa Nyaman

4 Maret 2015   13:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:11 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menghisap jempol merupakan insting alamiah seorang anak. Awalnya, kebiasaan ini muncul untuk menciptakan rasa aman dan nyaman.Isap jempol merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan fase oral seorang bayi. Sehingga bila Anda memperhatikan bayi yang tidak mengisap jempol, bayi tetap senang memasukkan tangan dan benda-benda lain ke dalam mulut.Jika dilihat melalui ultrasound, bayi dalam perut kadang terlihat sedang asyik menghisap ibu jari. Hal ini dilakukannya untuk memperoleh rasa nyaman, serta untuk menenangkan diri sendiri.

Fase oral adalah suatu fase ketika bayi mendapatkan kepuasan dengan mengisap. Fase ini dimulai sejak bayi lahir, akan menghilang perlahan sampai anak berusia 2-3 tahun, dan akan benar-benar menghilang saat usia 6 tahun. Efek yang didapatkan dari mengisap jempol ini adalah ketenangan dan kenyamanan, terutama bila ia mengalami reaksi emosional seperti rasa tidak nyaman, bosan, mengantuk, takut, tegang, atau lapar.

Akan tetapi tidak semua balita mempunyai kebiasaan ini. Sebuah penelitian menyatakan 50% anak tak mempunyai kebiasaan ini, 85% anak yang mempunyai kebiasaan menghisap jari akan meninggalkan kebiasaan buruk ini pada usia 5-6 tahun yakni pada saat memasuki masa kanak-kanak (TK) atau Playgroup.

Sebagian besar anak mulai berhenti melakukan kebiasaan ini karena didorong oleh faktor lingkungan, dimana anak merasa malu atau minder terhadap teman-temannya yang tidak melakukan kebiasaan ini.Tak sedikit pula yang bahkan menjadikan bahan ejekan, hingga akhirnya si kecil pun memutuskan untuk berhenti menghisap jempol.

Perlukah hisap jempol dikhawatirkan?

Jawabannya tak perlu.  mengisap jempol pun tidak akan menurunkan tingkat kecerdasan anak.  Anda tak perlu cemas, karena ini hanyalah cara anak untuk mengatasi stres ringan.Kebanyakan seorang ibu mengkhawatirkan tumbuh kembang anak ketika mengetahui anaknya mulai mempunyai kebiasaan menikmati jari didalam mulut. Sebetulnya keresahan ini beralasan, karena kebiasaan mengisap jempol bisa memperlambat tercapainya kemampuan bicara.Akan tetapi hal ini tidak begitu berpengaruh terhadap anak selama kebiasaan ini tidak menjadi kebiasaan yang terus menerus.

Kebiasaan mengisap jempol mulai akan menjadi masalah bila anak masih memiliki kebiasan ini sampai usia di atas dua tahun dengan intensitas dan frekuensi yang tinggi. Efek ini juga akan muncul pada anak yang memiliki kebiasaan mengempeng, namun efek organiknya lebih sedikit dan kebiasaan mengempeng lebih mudah untuk dihentikan.

Jika kebiasaan mengisap jempol ini terlalu lekat dan belum disapih lebih dari dua tahun, maka akan muncul berbagai permasalahan . Termasuk perubahan pada bentuk gigi dan rahang. Gigi anak dapat menjadi maju (“tonggos”) dan terjadi perubahan pada bentuk rahang yaitu rahang akan menjadi sempit dan dalam. Juga bisa terjadi open bite, yaitu saat gigi geraham atas dan bawah sudah mengatup, gigi depan atas dan bawah tetap terbuka. Masalah lain adalah jempol dapat menjadi kapalan dan bertanda. Kemudian adanya kemungkinan meningkatnya infeksi, bahkan terjadi gangguan sosialisasi, karena anak dapat menjadi cenderung pasif dan kurang beraktivitas atau anak menjadi diolok-olok oleh temannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun