Mohon tunggu...
Khisna KamaliaZulfa
Khisna KamaliaZulfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya sangat tertarik kepada hal-hal baru yang dapat meningkatkan pola pikir saya, contohnya saya tertarik akan dunia kesetaraan gender dan pemenuhan atas Hak Asasi Manusia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Pengimplementasian Konsep Interdependensi Ekonomi dalam Teori Liberalisme terhadap Perang Saudara Korea Selatan dan Korea Utara

7 November 2024   09:01 Diperbarui: 7 November 2024   09:03 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejarah panjang telah menyebutkan banyak hal yang melatarbelakangi munculnya perang Korea Selatan dan Korea Utara dimana Perang Korea meledak pada 25 Juni 1950. Perang Korea memang sudah berlangsung sejak lama dan ketegangan antara keduanya kini semakin memanas beberapa bulan terakhir ini. Dilansir dari detik.com Korea Utara meledakkan sebagaian dari dua jalan yang menghubungkan negara itu dengan Korea Selatan pada Selasa (15/10). Sehari setelahnya, Korut mengklaim setidaknya 1,4 juta pemuda telah mendaftarkan diri sebagai tentara baik yang baru direkrut ataupun kembali bergabung. Langkah tersebut diambil negara komunis itu setelah mereka menuduh Korsel menyebarkan selebaran propaganda ke Pyongyang dengan menggunakan drone.  


Meskipun berasal dari kebudayaan yang sama hal ini tidak membuat kemudian antara Korea Selatan dan Korea Utara memiliki satu pandangan atau perspektif yang sama. Salah satu sebab umum yang menyebabkan terjadinya Perang Korea adalah adanya persaingan ideologi antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Soviet. Setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945, terjadi Perang Dingin antara Blok Barat yang dipimpin AS dan Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet. Pada masa ini, Korea menjadi daerah yang diperebutkan oleh AS dan Uni Soviet. Pada 10 Agustus 1945, tepat beberapa hari sebelum Jepang menyerah, AS dan Uni Soviet menerima tawanan perang Jepang di Korea, yaitu di garis batas paralel ke-38. Namun, pada akhirnya, garis batas itu berubah menjadi garis demarkasi antara AS dengan Uni Soviet. Hal ini yang menyebabkan adanya dua kubu ideologi di Korea. Korea Selatan, berada di bawah pengaruh AS dengan paham liberal-kapitalis, sedangkan Korea Utara di bawah pengaruh Uni Soviet, yang mengembangkan paham sosial-komunis.
Korea Utara yang dikenal sebagai negeri yang menghasilkan nuklir dan menjadi salah satu negara paling ditakuti di dunia ini memiliki upaya yang cukup signifikan dalam mempertahankan balance of power-nya ketika dunia sedang tidak bersahabat. Konsep ini ada dalam perspektif Realisme dimana dunia dipandang anarki yang tidak memiliki kekuasaan yang tetap. Kontestasi ideologi antara Sosialis dan Komunikasi juga menjadi salah satu penyebab terjadinya perang.


Lantas, upaya atau pemikiran apa yang sekiranya bisa diimplementasikan terhadap perang yang tengah terjadi antara Korea Utara dan Korea Selatan ini. Salah satunya adalah dengan menerpakan konsep interdependensi sehingga bisa menghasilkan kerja sama untuk mencegah atau mengurangi konflik. Dengan adanya arus globalisasi yang semakin masif saat ini dapat menimbulkan adanya perdagangan internasional. Dalam perdagangan internasional dapat diartikan sebagai salah satu upaya negara dalam pemenuhan kebutuhan negara. Perdagangan internasional memiliki dampak yang besar bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Untuk menganalisis hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan dan untuk mencegah dan mengurangi konflik dalam sistem internasional diperlukan analisis pada teori dasar yang memandang pada perilaku dan tindakan negara. Dalam studi Hubungan Internasional, terdapat paradigma besar yang dapat menggambarkan hal tersebut, yaitu Liberalisme. Liberalisme tersebut memberikan asumsi terhadap tindakan negara yang didasari atas tindakan rasional. Berbeda dengan Realis yang menggambarkan sikap rasional negara ditinjau melalui perolehan sumber daya kekuatan (power) negara, khususnya kekuatan militer, teori Liberalisme menguraikan tindakan rasional negara melalui jalan cooperative atau kerja sama sehingga memunculkan konsep interdependensi dalam perdagangan internasional ini adalah interdependensi ekonomi serta mengusungkan fokus perhatiannya kepada kepentingan ekonomi insentif, selain dari aspek keamanan yang juga menjadi bidang yang dikaji dalam teori ini.

Ketika kekuatan ekonomi memiliki pengaruh terhadap bargaining dan pengaruh teradap suatu negara maka keuntungan dapat diperoleh dari perdagangan dan dengan adanya perdagangan antar aktor (negara) dapat memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan lain bersifat non-ekonomi. Ketika negara-negara melakukan perdagangan maka secara tidak langsung akan meningkatkan bargaining power dalam politIk dan ekonomi antar negara yang diindikasi akan dapat memberikan keuntungan secara baik secara ekonomi maupun non-ekonomi. Interdependensi ekonomi ini disebut sebagai pola yang akan memberikan keuntungan mealui skema saling ketergantungan satu sama lain dalam bidang ekonomi dalam hal ini adalah perdagangan dan mecegah amapun mengurangi munculnya konflik bagi negara-negara yang melakukan konsep interdenpensi ekonomi ini. Dalam perang antara Korea Utara dan Korea Selatan ini, pemberlakuan interdepensi ekonomi sangat penting untuk diimplementasikan pasalnya kedua negara dengan berkekuatan besar ini dalam melakukan perdagangan internasional tentu saling membutuhkan satu sama lainnya. Selain hal tersebut interdependensi ekonomi ini sepantasnya untuk dikembangkan mengingat adanya kesamaan budaya yang memiliki potensi untuk adanya ketergantungan dari Korea Utara dengan Korea Selatan begitupun sebaliknya guna meningkatkan perekonomian global yang strategis serta mencegah atau mengurangi terjadinya perang yang berkelanjutan yang berpotensi dapat memberikan sistem internasional yang tidak stabil di masa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun