Deruan angin malam membawa sejuta kenangan
Kondisi malam mulai menyadarkanÂ
Mengapa Tuhan tidak menakdirkan kebersamaan?Â
Sedangkan cintaku berada dalam pucuk kematian
Bagaimana bisa?Â
Meninggalkan tanpa secuil perasaan, begitupun dengan belas kasihan
Meskipun tetap acuh tak acuh kau berikan
"Mati satu tumbuh seribu", itu kata orang
Namun bagaimana dengan hati
Semakin hari semakin menyianyiakan kehadiranmu kembali
Merajut serpihan memori
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!