Pengertian Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja)
Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) adalah istilah yang merujuk kepada kelompok umat Islam yang berpegang teguh pada ajaran Nabi Muhammad SAW melalui al-Qur'an dan sunnah (hadis) serta konsensus umat (ijma') para ulama. Ahlussunnah wal Jamaah mencakup ajaran yang moderat dan menekankan pada keseimbangan antara akidah, syariah (hukum Islam), dan tasawuf (spiritualitas).
---
Pokok-pokok Ajaran Ahlussunnah wal Jamaah
1. Aqidah (Keimanan)
Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah berlandaskan kepada prinsip dasar tauhid, yaitu pengakuan bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Esa dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan-Nya. Aqidah ini mengikuti pemahaman yang disampaikan oleh para sahabat dan generasi awal umat Islam, yang dijelaskan lebih lanjut dalam "Aqidah al-Tahawi" yang menjadi rujukan utama dalam memahami pokok-pokok ajaran Aswaja.[]
2. Fiqh (Hukum Islam)
Dalam hal fiqh, Ahlussunnah wal Jamaah mengakui empat mazhab fiqh utama, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali. Setiap mazhab ini memberikan penafsiran dan metodologi yang berbeda dalam menerapkan hukum Islam, namun semuanya berpegang pada prinsip yang sama, yakni al-Qur'an dan hadis sebagai sumber utama. Fiqh Ahlussunnah wal Jamaah selalu mengutamakan ijtihad (usaha penafsiran) dalam menjawab persoalan hukum yang tidak terperinci dalam teks-teks utama.[]
3. Tasawuf (Spiritualitas Islam)
Tasawuf dalam Ahlussunnah wal Jamaah menekankan pada upaya mendekatkan diri kepada Allah melalui perbaikan akhlak, dzikir, dan ibadah yang ikhlas. Salah satu ajaran utama dalam tasawuf adalah pemurnian hati dan jiwa, yang dituangkan dalam karya-karya besar seperti "Ihya' Ulum al-Din" oleh Imam al-Ghazali yang memberikan pedoman hidup untuk mencapai kedamaian batin.[]
---
Ciri-ciri Ahlussunnah wal Jamaah
Ahlussunnah wal Jamaah memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari kelompok-kelompok lain dalam Islam:
1. Moderasi dan Keseimbangan (Tawasuth)
Ahlussunnah wal Jamaah terkenal dengan sikap moderat dan menghindari ekstremisme. Mereka mengajarkan keseimbangan dalam beragama, baik dalam hal keyakinan, ibadah, maupun dalam menghadapi perbedaan pendapat di kalangan umat Islam.[]
2. Menghormati Ulama dan Ijma'
Ahlussunnah wal Jamaah sangat menghormati kedudukan ulama dan ijma' (kesepakatan para ulama) dalam menentukan masalah-masalah agama. Keputusan para ulama yang telah disepakati dianggap sebagai pedoman penting dalam memahami hukum Islam.[]
3. Menghargai Perbedaan
Ahlussunnah wal Jamaah mengajarkan toleransi dan saling menghargai perbedaan dalam praktik-praktik ibadah dan pemahaman fiqh. Selama perbedaan tersebut tidak menyimpang dari prinsip dasar Islam, maka perbedaan itu diterima dengan lapang dada.[]
---
Perbedaan Ahlussunnah wal Jamaah dengan Kelompok Lain
Meskipun Ahlussunnah wal Jamaah adalah kelompok mayoritas, terdapat beberapa perbedaan dengan kelompok-kelompok lain, seperti:
1. Wahabi
Kelompok Wahabi lebih ketat dalam menerapkan ajaran Islam, dengan penekanan pada pemurnian agama dari praktik-praktik yang dianggap bid'ah (innovasi dalam agama). Ahlussunnah wal Jamaah lebih moderat dan mengakui adanya praktik-praktik yang dibolehkan selama tidak bertentangan dengan al-Qur'an dan hadis.
2. Syiah
Dalam hal akidah dan beberapa aspek ibadah, Syiah memiliki beberapa perbedaan dengan Ahlussunnah wal Jamaah. Salah satu perbedaan utama adalah dalam hal kepemimpinan (Imamah), di mana Syiah meyakini bahwa kepemimpinan umat Islam setelah Nabi Muhammad SAW dilanjutkan oleh keluarga Nabi, yaitu Ali bin Abi Thalib dan keturunannya.
---
Peran Ahlussunnah wal Jamaah dalam Kehidupan Islam
Ahlussunnah wal Jamaah memegang peranan penting dalam menjaga kesatuan umat Islam dan melestarikan ajaran Nabi Muhammad SAW. Mereka berusaha untuk menjaga keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan spiritualitas, serta mendamaikan perbedaan pendapat di antara umat Islam. Organisasi seperti "Nahdlatul Ulama (NU)" di Indonesia adalah salah satu contoh lembaga besar yang mengusung ajaran Ahlussunnah wal Jamaah di dunia modern.[]
---
Referensi
[]: "Aqidah al-Tahawi" oleh Imam Abu Ja'far al-Tahawi, yang menjelaskan pokok-pokok ajaran Islam berdasarkan al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW.
[]: Al-Sarakhsi, Al-Mabsut" (kitab fiqh Hanafi) dan Ibn Rushd, "Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtasid" (kitab perbandingan fiqh).
[]: Imam al-Ghazali, "Ihya' Ulum al-Din", yang membahas tentang tasawuf dan cara mendekatkan diri kepada Allah.
[]: Muhammad Amin, "Islam Ahlussunnah wal Jamaah: Pemahaman dan Aplikasinya dalam Kehidupan Sehari-hari" (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2019).
[]: Imam al-Nawawi, "Al-Majmu'", yang menjadi rujukan penting dalam Mazhab Syafi'i.
[]: "Majmu' al-Fatawa" oleh Ibn Taimiyyah, yang meskipun di luar Ahlussunnah wal Jamaah, mengakui pentingnya saling menghormati perbedaan dalam umat Islam.
[]: Nasaruddin Umar, "Ahlussunnah wal Jamaah: Sejarah, Ajaran, dan Peranannya dalam Kehidupan Umat Islam" (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2020).
---
Demikian materi singkat tentang Ahlussunnah wal Jamaah beserta referensinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H