Mohon tunggu...
Khilda Umami
Khilda Umami Mohon Tunggu... Seniman - Suka-Suka

Communication and Broadcasting

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Industri Kreatif Mulyoharjo

21 April 2020   08:40 Diperbarui: 21 April 2020   08:50 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil Ukiran Warga | dokpri

Berkunjunglah ke desa Mulyoharjo, desa di kecamatan Jepara Jawa Tengah. Diamlah sejenak, kemudian dengarkanlah beragam bunyi khas yang terdengar dari banyak rumah-rumah di desa ini. Apa yang kita dengar? Suara ketuk palu bertalu-talu dan lembut dari para pemahat yang tengah bekerja membentuk bermacam karya seni patung dan ukir dari lempengan dan bongkahan kayu.

Desa Mulyoharjo adalah Desa Wisata Industri Kreatif yang juga diklaim merupakan cikal bakal dari seni ukir Jepara. Jarak tempuh dari pusat kota menuju desa ini sekitar 10 menit. 

Memasuki kawasan desa, kita akan disambut showroom yang memajang beragam patung dan seni pahat hasil kerajinan warga. Dari yang berukuran mini hingga tinggi sekitar 2,5 meter. Bentuknya pun beragam, ada patung hewan, kaligrafi, serta souvenir yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Hasil Ukiran Warga | dokpri
Hasil Ukiran Warga | dokpri
Mayoritas, perajin di desa Mulyoharjo membuat patung binatang. Kuda, burung elang, serta ikan, paling banyak dipesan pembeli. Bahkan, patung maupun ukiran ini dibuat untuk memenuhi permintaan pasar di luar negeri. Misalnya, Taiwan, Cina, India, Arab juga Inggris.

Tidak hanya melihat kerajinan yang sudah jadi, kita juga bisa langsung melihat prosesnya. Dengan sangat terampil gelondongan kayu, bonggol pohon juga akar pohon yang diukir menjadi karya seni yang sangat indah. Kayu yang biasa digunakan kayu trembesi dan mahoni sebagai bahan utama. Namun, mereka juga melayani pembuatan patung dan karya pahat menggunakan kayu jati.

Setelah kayu-kayu gelondong tersedia, perjin membelah kayu menggunakan gergaji mesin menjadi dua bagian. Bagian-bagian tersebut langsung dipahat menjadi relief atau digergaji lagi menjadi bentuk kasar patung yang diinginkan. Mereka tak membutuhkan mal atau pola. 

Keterampilan memahat dan mengukir yang diwarisi sejak kecil membuat para perajin mahir mengira-ngira membentuk serta menghaluskan hasil karya hingga menyerupai asli. Setelah pahatan atau model kasar rampung, perajin mulai menatah dan mengamplas hingga karya mereka halus. Sebelum akhirnya dijemur dan tahap terakhir memberi warna sesuai pesanan.

Harga yang kami tawarkan beragam. Mulai Rp 10 ribu sampai puluhan juta. Tergantung ukuran dan jenis kayu yang digunakan," ungkap Jeri Maulana, pemilik usaha patung dan pahat UD Sumber Alam di Jalan Paving, Desa Mulyoharjo, Jepara.

Desa Mulyoharjo juga dikenal sebagai penghasil patung Macan Kurung. Karya yang mengadung filosofi ini unik dan cukup mahal. Seperti namanya (macan: harimau, kurung: sangkar), karya seni ini berupa patung macam yang berada di dalam sangkar. Pembuatannya memiliki kesulitan besar lantaran dibuat langsung dari kayu gelondong tanpa proses penyambungan.

Dimulai dari pembuatan sangkar berjeruji vertival, dilanjutkan memahat kayu didalam sangkar menjadi harimau yang terantai, dilengkapi dua bola. Di atas sangkar terdapat patung burung elang yang mencengkram kurungan ini.

Biasanya, patung ini berukuran tinggi 50-70 cm dan lebar 30 cm. Menurut Wagisan, Macan Kurung hanya dibuat dari kayu jati. "Kalau dari kayu lain, jeruji kurungan tidak bisa tegak. Orang Jawa bilang, kayunya molet. Itu sebabnya, harga Macan Kurung ini cukup mahal. Saya jual sampai Rp 22,5 juta," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun