Mohon tunggu...
Khilmah Muyassaroh
Khilmah Muyassaroh Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Prodi Ilmu Komunikasi NIM 21107030105

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Prodi Ilmu Komunikasi NIM 21107030105

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenian Tradisional Balekambang

23 Agustus 2022   22:25 Diperbarui: 23 Agustus 2022   22:28 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perbedaan daerah maka akan terdapat perbedaan tradisi yang dilakukan secara rutin atau dianggap tradisional sehingga hal ini bisa diartikan suatu kegiatan yang telah menjadi kebiasaan warga wilayah Desa Balekambang, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo.

Kegiatan yang kerap dilakukan di waktu tertentu seperti perayaan 1 muharram (tahun baru islam) , sebelum puasa ramadhan, pergantian tahun baru masehi adalah kesenian berupa tarian topeng, lengger, atau kuda kepang yang dilakukan Bersama dengan sanggar Jambe arum budaya.

Tari Kuda Kepang atau Emblek adalah sebuah seni yang menggunakan properti berupa kuda-kudaan yang terbuat dari bambu ini merupakan bentuk apresiasi dan dukungan rakyat jelata terhadap berkuda berkuda Pangeran Diponegoro dalam menghadapi tantangan Belanda. Selain itu, ada versi lain yang menyebutkan, bahwa jatilan menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah, yang oleh Sunan Kalijaga, melawan bantuan Belanda.

Pertunjukan Tari Kuda Kepang ini bisa kita jumpai di acara acara besar, seperti Hari Jadi Kabupaten Wonosobo, Festival Sindoro Sumbing atau acara nikahan di Wonosobo.

Sumber Foto: Dokpri
Sumber Foto: Dokpri

Budaya ini tidak semata dilakukan untuk melestarikan kegiatan tradisional melainkan juga memiliki maksud untuk mengangkat kerajinan dan kesenian  yang diberikan secara turun temurun seperti pembuatan topeng yang sudah menjadi salah satu mata pencarian warga daerah desa Balekambang

Ada satu hal yang sangat susah dipisahkan dengan seni yang satu ini. Penari "Mendem" atau Kesurupan . Setelah menari beberapa saat maka tiba-tiba akan ada saja yang terlihat dan menari dengan kencang dan pandangan mata yang kosong tetapi tajam. Kondisi inilah yang kalau menurut istilah anak-anak waktu itu penarinya sudah "mendem" alias kesurupan. Banyak kejadian lucu dan juga sedikit seram terkait dengan penari yang mendem tersebut seperti memakan beling atau kaca, memakan atau mengupas kelapa tanpa bantuan pisau dan hanya menggunakan gigi, atraksi kekebalan dengan golok dan badan dipecuti oleh pawang kuda kepang tanpa merasakan sakit dan lain-lain.

Sumber Foto: Dokpri
Sumber Foto: Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun