Tak asing lagi mendengar kata Kota Purwokerto mungkin yang pertama terpikir di pikiran anda yaitu Kebun Raya Baturaden, Menara Pandang Teratai, Curug, Alun-Alun Kota Purwokerto, Balai Kemambang, dan Andhang Pangrenan.
Yap betul sekali karena dari yang disebutkan tadi itu merupakan destinasi-destinasi terkenal dan merupakan yang favorit dikunjungi oleh wisatawan jika lagi berkunjung ke Kota Purwokerto.
Purwokerto ini juga merupakan Ibu Kota dari Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Untuk itu tak heran lagi jika di daerah Purwokerto ramai penduduk, jalanan lumayan padat, dan terdapat juga banyak bangunan-bangunan gedung penting dan masih banyak lagi hal-hal lainnya.
Ramainya penduduk dan keberagaman yang ada di Kota Purwokerto membuat Kota sejuta julukan ini memiliki kekayaan budaya dan kuliner yang khas.
Pada kesempatan kali ini saya akan mengajak anda untuk kulineran jalanan yang ada di Kota Purwokerto, kota ini terkenal dengan kulinernya yang beraneka ragam dan khas seperti Tempe medoan, Getuk goreng, Soto sokaraja, Kraca, Klanting purwokerto, Combro, Buntil, Cenil, Lumpia boom, Jenang, dan masih banyak lagi lainnya.
Kali ini saya akan berbagi pengalaman saya waktu berkunjung ke Kota Purwokerto dan mendatangi warung Nasi Goreng "Pak Gito". Berlokasi di Jalan Pahlawan, Tanjung, Purwokerto Selatan, Kabupaten Jawa tengah. Lokasinya yang sangat mudah dijumpai dan dapat dimpuh sekitar 5 sampai 3 menit dari Simpang Tanjung dan juga posisi warung Nasi Goreng Pak Gito ini dekat dengan Alun-alun Purwokerto yang berada di tengah kawasan Kota Purwokerto.
Nasi goreng ayam, babat, kambing, dan nasi goreng gila yang satu ini merupakan nasi goreng yang bisa dibilang Legendaris di Kota Purwokerto. Dijuluki Nasi Goreng ayam, babat, dan kambing yang Legendaris, itu karena Pak gito yang akrab disapa Pak Nur atau bisa juga di sapa dengan nama Pak Gito ini telah berjualan nasi goreng ayam, babat, kambing dan babat gongso hampir 10 dekade lamanya.
Pak Gito memulai usahanya pada saat Ia berusia 25 tahun, yang mana ketika itu Pak Gito hanya berjualan demi memenuhi kebutuhan keluarganya, bermodal warung sederhana dan resep rahasia yang didapat turun-temurun dari eyangnya, Pak Gito pun tetap gigih dan semangat dalam menjalankan warung nasi gorengnya ini.
Pada awalnya Pak Gito hanya berjualan di warung tenda sederhana di dekat lampu lalu lintas perempatan tanjung. Pelanggannya pun belum banyak seperti saat ini, namun kegigihan dan tekad semangat Pak Gito untuk mengembangkan rasa ke autentikan dan berinovasi dari mulai meracik bumbu dan cara mengolah ayam, babat, dan kambing yang menghasilkan cita rasa yang lezat dan menarik minat para pelanggan.