Pernyataan bahwa ibu yang memiliki IQ tinggi bisa mewariskan gen IQ tinggi tersebut ke anak-anaknya merupakan topik yang sedang diperdebatkan dan di teliti oleh para scientist. Tetapi tidak menutup kemungkinan pola asuh ibu kepada anak-anaknya dapat meningkatkan IQ seorang anak karena di Indonesia sendiri anak-anak mendapatkan waktu lebih banyak bersama ibu daripada seorang ayah.
Lalu mengapa pernyataan ini bisa tersebar hingga beberapa orang awam percaya?
Berikut ini adalah faktor-faktor mengapa seorang ibu sering dianggap menurunkan kecerdasan ke anaknya:
- IQ tinggi dipengaruhi oleh karakter kompleks dan dapat diturunkan lebih dari satu gen (multiple genes). Kebanyakan gen kecerdasan terletak di kromosom X daripada kromosom Y. Perempuan memiliki 2 kromosom X, sedangkan laki-laki hanya memiliki 1 kromosom X. Kromosom X memberikan pengaruh signifikan pada beberapa bagian otak seperti pada korteks prefrontal, korteks sensorimotor dan tempoparietal junction. Banyak gen yang terkait dengan kromosom X seperti gen yang berhubungan dengan autis dan sindrom Rett diekspresikan didalam otak dan berkontribusi pada pegembangan daerah dan jaringan otak yang terlibat dalam fungsi kognitif dan perilaku sosial. Oleh karena itu kecerdasan sering diasosiasikan dengan gen ibu daripada ayah.
- Beberapa penelitian menemukan bahwa gen-gen tertentu yang dinamakan conditioned genes bekerja secara berbeda berdasarkan asalnya. Gen-gen tersebut dapat lebih aktif ketika diturunkan dari sang ibu dan kurang aktif hingga tidak aktif ketika diturunkan dari ayah.
- Kecerdasan tidak hanya dipengaruhi oleh gen tetapi juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor lingkungan seperti pola pengasuhan dan dukungan emosional dari kedua orang tua juga membawa pengaruh penting untuk perkembangan kognitif anak dan perkembangan otak. Secara steorotipe, orang tua yang sering mengasuh anak adalah seorang ibu sehingga sering dikaitkan bahwa hubungan baik antara ibu dan anak merupakan hal penting untuk meningkatkan fungsi kognitif dan perkembangan otak anak tersebut.
Faktor-faktor lingkungan lainnya yang menyebabkan IQ tinggi pada anak:
- Tempat tinggal. Anak yang tinggal di perkotaan lebih mungkin memiliki IQ tinggi daripada anak yang tinggal dipedesaan karena di perkotaan dapat menyediakan kesempatan yang lebih luas. Perkotaan tempat tinggal tersebut banyak pepohonan atau tempat yang asri dapat berperan positif dalam meningkatkan IQ anak karena dapat menurunkan tingkat stress, banyak kesempatan untuk aktivitas sosial (belajar dan problem solving skill) dan fisik, lingkungan yag lebih tenang.
- Aktivitas fisik. Aktivitas fisik khususnya 5 jam perminggu diketahui dapat mengeluarkan hormon-hormon tertentu yang dapat meningkatkan ingatan.
- Pendapatan keluarga. Keluarga yang memiliki pendapatan lebih tinggi berkorelasi positif dengan IQ tinggi pada anak, hal ini dikarenakan stabilitas sosial dapat memberikan akses yang lebih baik pada sumber dan kesempatan yang dapat mendukung perkembangan kognitif otak.
- Pendidikan orag tua. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi seperti sarjana sering dihubungkan dengan tingkat IQ yang lebih tinggi pada anak-anaknya. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa pendidikan orang tua dapat mewujudkan lingkunga rumah atau keluarga yang kondusif da dapat memberikan dukungan yang lebih baik daripada lingkungan keluarga yang semrawut.
- Pekerjaan orang tua. Pekerjaan orang tua secara profesional berhubungan dengan tingkat IQ yang tinggi pada anak karena akan terciptanya stabilitas pada keluarga.
- Nutrisi dan kesehatan. Nutrisi dan kesehatan yang dimiliki anak pada awal masa pertumbuhannya juga hal yang krusial dalam perkembangan kognitif anak. Kekurangan nutrisi pada anak dapat menghambat pertumbuhan fisik dan kognitif, sedangkan pola makan yang sehat dapat menunjang perkembangan dan fungsi otak.
Meskipun ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa ibu mungkin memiliki kontribusi genetik yang lebih signifikan terhadap kecerdasan anak-anak mereka karena kromosom X, sangat penting untuk mengetahui bahwa kecerdasan adalah sifat kompleks yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Kedua orang tua memainkan peran penting dalam membentuk kemampuan kognitif anak-anak mereka.
Sumber:
Carrington, Damian. (2020, August 24). Children raised in greener areas have higher IQ, study finds. The Guardian, Environment. https://www.theguardian.com/environment/2020/aug/24/children-raised-greener-areas-higher-iq-study
Lehrke R. (1972) A theory of X-linkage of major intellectual traits. Am J Ment Defic; 76: 611-619.
Makharia, A., Nagarajan, A., Mishra, A., Peddisetty, S., Chahal, D., & Singh, Y. (2016). Effect of environmental factors on intelligence quotient of children. Industrial Psychiatry Journal, 25(2), 189. https://doi.org/10.4103/ipj.ipj_52_16
Matas, L.; Arend, R. A. & Sroufe, L. A. (1978) Continuity of adaptation in the second year The relationship between quahty of attachment and later competence. Child Development; 49: 547-556.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H