Nasihat Buat Menteri Agama
By Zulkarnain Elmadury
Salam hormat pak mantri, semoga Bapak menteri dan seluruh perangkat perangkatnya dalam lindungan Allah subhanahu wa ta'ala.
Dalam hal ini saya ingin menyampaikan saran saya sebagai seorang warga Indonesia yang juga punya tanggung jawab menyelamatkan negara, tentunya dari paham-paham yang bisa merusak semisal Syiah dan Ahmadiyah.
Memang untuk membukukan kekuatan bangsa itu perlu persatuan dan kesatuan, tetapi persatuan dan kesatuan yang berdiri tegak di atas kesamaan persepsi dalam hidup yang beraneka paham. Karena bagaimanapun dua paham keagamaan tersebut tidak sekadar dilihat dari rasa kemanusiaan,tetapi juga perlu dilihat dari kacamata referensi yang dipakai oleh mereka, sebagai pengikut dan anggota pendukung paham, yang menguatkan kedua-duanya sebagai pandangan dalam beragama.
Terutama Syiah tidak bisa sekedar dipandang sebagai sebuah paham, namun juga bisa dengan cara membaca referensi yang dipakai Syiah, dalam mengembangkan dan merekrut anggota-anggotanya. Jangan sampai sejarah bangsa ini makin tidak jelas arahnya kemana, dengan kehadiran dua paham tersebut, jika diakui sebagai sebuah kekuatan nasional dan di dalam membangun keutuhan bangsa, tidaklah kelak sebaliknya akan menjadi bumerang terhadap anak-anak bangsa. Sebagaimana sejarah di timur tengah telah membuktikan kekacauan-kekacauan yang muncul dan memporak-porandakan negeri-negeri yang awalnya bersatu-padu. Hanya karena pengaruh revolusi Iran, beberapa negara di timur tengah hancur berkeping-keping.
Karena ulama ulama ahlussunnah terutama Yang menjadi panutan dan mazhab segenap muslim Indonesia yang mayoritas bermazhab ahlussunnah wal jamaah salafiyah Syafi'iyah, adalah mazhab yang bernuansa anti Syiah yang dikenal dalam pandangan mereka sebagai Syiah Rafidhah.
Diantara pernyataan mereka sebagai imam-imam mujtahid juga mufassir di samping faqih, adalah sebagai berikut:
1. Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya
Ibnu Katsir berkata, dalam kaitannya dengan firman Allah surat Al Fath ayat 29, yang artinya :
“ Muhammad itu adalah Rasul (utusan Allah). Orang-orang yang bersama dengan dia (Mukminin) sangat keras terhadap orang-orang kafir, berkasih sayang sesama mereka, engkau lihat mereka itu rukuk, sujud serta mengharapkan kurnia daripada Allah dan keridhaanNya. Tanda mereka itu adalah di muka mereka, karena bekas sujud. Itulah contoh (sifat) mereka dalam Taurat. Dan contoh mereka dalam Injil, ialah seperti tanaman yang mengeluarkan anaknya (yang kecil lemah), lalu bertambah kuat dan bertambah besar, lalu tegak lurus dengan batangnya, sehingga ia menakjubkan orang-orang yang menanamnya. (Begitu pula orang-orang Islam, pada mula-mulanya sedikit serta lemah, kemudian bertambah banyak dan kuat), supaya Allah memarahkan orang-orang kafir sebab mereka. Allah telah menjanjikan ampunan dan pahala yang besar untuk orang-orang yang beriman dan beramal salih diantara mereka”.
Beliau berkata : Dari ayat ini, dalam satu riwayat dari Imam Malik, beliau mengambil kesimpulan bahwa golongan Rofidhoh (Syiah), yaitu orang-orang yang membenci para sahabat Nabi SAW, adalah Kafir.
Beliau berkata : “Karena mereka ini membenci para sahabat, maka dia adalah Kafir berdasarkan ayat ini”. Pendapat tersebut disepakati oleh sejumlah Ulama. (Tafsir Ibin Katsir, 4-219)
Tafsir Ibnu Katsir 4-219
*2. Imam Malik*
Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, katanya : Saya mendengar Abu Abdulloh berkata, bahwa Imam Malik berkata : "Orang yang mencela sahabat-sahabat Nabi, maka ia tidak termasuk dalam golongan Islam" ( Al Khalal / As Sunnah, 2-557 )
3. *Imam Al Qurthubi*
Imam Al Qurthubi berkata : "Sesungguhnya ucapan Imam Malik itu benar dan penafsirannya juga benar, siapapun yang menghina seorang sahabat atau mencela periwayatannya, maka ia telah menentang Allah, Tuhan seru sekalian alam dan membatalkan syariat kaum Muslimin". (Tafsir Al Qurthubi, 16-297).
*4. Imam Ahmad*
Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, ia berkata : " *Saya bertanya kepada Abu Abdullah tentang orang yang mencela Abu Bakar, Umar dan Aisyah?* Jawabnya, saya berpendapat bahwa dia bukan orang Islam". ( Al Khalal / As Sunnah, 2-557).
Beliau Al Khalal juga berkata : Abdul Malik bin Abdul Hamid menceritakan kepadaku, katanya: " *Saya mendengar Abu Abdullah berkata : "Barangsiapa mencela sahabat Nabi, maka kami khawatir dia keluar dari Islam, tanpa disadari". (Al Khalal / As Sunnah, 2-558).*
Beliau Al Khalal juga berkata "
Abdullah bin Ahmad bin Hambal bercerita pada kami, katanya : "Saya bertanya kepada ayahku perihal seorang yang mencela salah seorang dari sahabat Nabi SAW. Maka beliau menjawab : *"Saya berpendapat ia bukan orang Islam".*(Al Khalal / As Sunnah, 2-558)
Dalam kitab AS SUNNAH karya IMAM AHMAD halaman 82, disebutkan mengenai pendapat beliau tentang golongan Rofidhoh (Syiah)
:"Mereka itu adalah golongan yang menjauhkan diri dari sahabat Muhammad SAW dan mencelanya, menghinanya serta mengkafirkannya, kecuali hanya empat orang saja yang tidak mereka kafirkan, yaitu Ali, Ammar, Migdad dan Salman. Golongan Rofidhoh (Syiah) ini sama sekali bukan Islam."
*5. Imam Al-Bukhori*
Iman Bukhori berkata : "Bagi saya sama saja, apakah aku sholat dibelakang Imam yang beraliran JAHM atau Rofidhoh (Syiah) atau aku sholat di belakang Imam Yahudi atau Nasrani. Dan seorang Muslim tidak boleh memberi salam pada mereka, dan tidak boleh mengunjungi mereka ketika sakit juga tidak boleh kawin dengan mereka dan tidak menjadikan mereka sebagai saksi, begitu pula tidak makan hewan yang disembelih oleh mereka." (Imam Bukhori / Kholgul Afail, halaman 125).
*6. Al-Faryabi*
Al Khalal meriwayatkan, katanya : "Telah menceritakan kepadaku Harb bin Ismail Al Karmani, katanya : "Musa bin Harun bin Zayyad menceritakan kepada kami : "Saya mendengar Al Faryaabi dan seseorang bertanya kepadanya tentang orang yang mencela Abu Bakar. Jawabnya : "Dia kafir". Lalu ia berkata : "Apakah orang semacam itu boleh disholatkan jenazahnya ?". Jawabnya : "Tidak". Dan aku bertanya pula kepadanya : "Mengenai apa yang dilakukan terhadapnya, padahal orang itu juga telah mengucapkan Laa Ilaaha Illalloh?". Jawabnya : "Janganlah kamu sentuh jenazahnya dengan tangan kamu, tetapi kamu angkat dengan kayu sampai kamu turunkan ke liang lahatnya". (Al Khalal / As Sunnah, 6-566)
*7. Ahmad bin Yunus*
Beliau berkata : "Sekiranya seorang Yahudi menyembelih seekor binatang dan seorang Rofidhi (Syiah) juga menyembelih seekor binatang, niscaya saya hanya memakan sembelihan si Yahudi dan aku tidak mau makan sembelihan si Rofidhi (Syiah), sebab dia telah murtad dari Islam". (Ash Shariim Al Maslul, halaman 570).
*8. Abu Zur'ah Ar-Rozi*
Beliau berkata : "Bila anda melihat seorang merendahkan (mencela) salah seorang sahabat Rasulullah SAW, maka ketahuilah bahwa dia adalah ZINDIIG. Karena ucapannya itu berakibat membatalkan Al-Qur'an dan As Sunnah". (Al Kifayah, halaman 49).
*9. ABDUL QODIR AL BAGHDADI*
Beliau berkata : "Golongan Jarudiyah, Hisyamiyah, Jahmiyah dan Imamiyah adalah golongan yang mengikuti hawa nafsu yang telah mengkafirkan sahabat-sahabat terbaik Nabi, maka menurut kami mereka adalah kafir. Menurut kami mereka tidak boleh di sholatkan dan tidak sah berma'mum sholat di belakang mereka". (Al Fargu Bainal Firaq, halaman 357).
"Mengkafirkan mereka adalah suatu hal yang wajib, sebab mereka menyatakan Allah bersifat Al Bada'
"Salah satu pendapat golongan Syiah Imamiyah, baik yang dahulu maupun sekarang ialah, bahwa Al-Qur'an sesungguhnya sudah diubah".
"Orang yang berpendapat bahwa Al-Qur'an yang ada ini telah diubah adalah benar-benar kafir dan mendustakan Rasulullah SAW". Al Fashl, 5-40).
*11. ABU HAMID AL GHOZALI*
Imam Ghozali berkata : "Seseorang yang dengan terus terang mengkafirkan Abu Bakar dan Umar Rodhialloh Anhuma, maka berarti ia telah menentang dan membinasakan Ijma kaum Muslimin. Padahal tentang diri mereka (para sahabat) ini terdapat ayat-ayat yang menjanjikan surga kepada mereka dan pujian bagi mereka serta pengukuhan atas kebenaran kehidupan agama mereka, dan keteguhan aqidah mereka serta kelebihan mereka dari manusia-manusia lain".
Kemudian kata beliau : "Bilamana riwayat yang begini banyak telah sampai kepadanya, namun ia tetap berkeyakinan bahwa para sahabat itu kafir, maka orang semacam ini adalah kafir. Karena dia telah mendustakan Rasulullah. Sedangkan orang yang mendustakan satu kata saja dari ucapan beliau, maka menurut Ijma' kaum Muslimin, orang tersebut adalah kafir". (Fadhoihul Batiniyyah, halaman 149).
*12. AL QODHI IYADH*
Beliau berkata : "Kita telah menetapkan kekafiran orang-orang Syiah yang telah berlebihan dalam keyakinan mereka, bahwa para Imam mereka lebih mulia dari pada para Nabi".
Beliau juga berkata : "Kami juga mengkafirkan siapa saja yang mengingkari Al-Qur'an, walaupun hanya satu huruf atau menyatakan ada ayat-ayat yang diubah atau ditambah di dalamnya, sebagaimana golongan Batiniyah (Syiah) dan Syiah Ismailiyah". (Ar Risalah, halaman 325).
*13. AL FAKHRUR ROZI Ar Rozi*
menyebutkan, bahwa sahabat-sahabatnya dari golongan Asyairoh mengkafirkan golongan Rofidhoh (Syiah) karena tiga alasan :
Pertama: Karena mengkafirkan para pemuka kaum Muslimin (para sahabat Nabi). Setiap orang yang mengkafirkan seorang Muslimin, maka dia yang kafir. Dasarnya adalah sabda Nabi SAW, yang artinya : "Barangsiapa berkata kepada saudaranya, hai kafir, maka sesungguhnya salah seorang dari keduanya lebih patut sebagai orang kafir".
Dengan demikian mereka (golongan Syiah) otomatis menjadi kafir.
Kedua: "Mereka telah mengkafirkan satu umat (kaum) yang telah ditegaskan oleh Rasulullah sebagai orang-orang terpuji dan memperoleh kehormatan (para sahabat Nabi)".
Ketiga: Umat Islam telah Ijma' menghukum kafir siapa saja yang mengkafirkan para tokoh dari kalangan sahabat.
(Nihaayatul Uguul, Al Warogoh, halaman 212).
*14. SYAH ABDUL AZIZ DAHLAWI*
Sesudah mempelajari sampai tuntas mazhab Itsna Asyariyah dari sumber-sumber mereka yang terpercaya, beliau berkata : "Seseorang yang menyimak aqidah mereka yang busuk dan apa yang terkandung didalamnya, niscaya ia tahu bahwa mereka ini sama sekali tidak berhak sebagai orang Islam dan tampak jelaslah baginya kekafiran mereka". (Mukhtashor At Tuhfah Al Itsna Asyariyah, halaman 300).
*15. MUHAMMAD BIN ALI ASY SYAUKANI*
Perbuatan yang mereka (Syiah) lakukan mencakup empat dosa besar, masing-masing dari dosa besar ini merupakan kekafiran yang terang-terangan.
Pertama : Menentang Allah.
Kedua : Menentang Rasulullah.
Ketiga : Menentang Syariat Islam yang suci dan upaya mereka untuk melenyapkannya.
Keempat : Mengkafirkan para sahabat yang diridhoi oleh Allah, yang didalam Al-Qur'an telah dijelaskan sifat-sifatnya, bahwa mereka orang yang paling keras kepada golongan Kuffar, Allah SWT menjadikan golongan Kuffar sangat benci kepada mereka. Allah meridhoi mereka dan disamping telah menjadi ketetapan hukum didalam syariat Islam yang suci, bahwa barangsiapa mengkafirkan seorang muslim, maka dia telah kafir, sebagaimana tersebut di dalam Bukhori, Muslim dan lain-lainnya.
(Asy Syaukani, Natsrul Jauhar Ala Hadiitsi Abi Dzar, Al Warogoh, hal 15-16)
16. *PARA ULAMA SEBELAH TIMUR SUNGAI JAIHUN*
Al Alusi (seorang penulis tafsir) berkata : "Sebagian besar ulama disebelah timur sungai ini menyatakan kekafiran golongan Itsna Asyariyah dan menetapkan halalnya darah mereka, harta mereka dan menjadikan wanita mereka menjadi budak, sebab mereka ini mencela sahabat Nabi SAW, terutama Abu Bakar dan Umar, yang menjadi telinga dan mata Rasulullah SAW, mengingkari kekhilafahan Abu Bakar, menuduh Aisyah Ummul Mukminin berbuat zina, padahal Allah sendiri menyatakan kesuciannya, melebihkan Ali r.a. dari rasul-rasul Ulul Azmi. Sebagian mereka melebihkannya dari Rasulullah SAW dan mengingkari terpeliharanya Al-Qur'an dari kekurangan dan tambahan".
*(Nahjus Salaamah, halaman 29-30).*
Demikian telah kami sampaikan fatwa-fatwa dari para Imam dan para Ulama yang dengan tegas mengkafirkan golongan Syiah yang telah mencaci maki dan mengkafirkan para sahabat serta menuduh Ummul mukminin Aisyah berbuat serong, dan berkeyakinan bahwa Al-Qur'an yang ada sekarang ini tidak orisinil lagi (Mukharrof). Serta mendudukkan imam-imam mereka lebih tinggi (Afdhol) dari para Rasul.
Semoga fatwa-fatwa tersebut dapat membantu pembaca dalam mengambil sikap tegas terhadap golongan Syiah.
" *Yaa Allah tunjukkanlah pada kami bahwa yang benar itu benar dan jadikanlah kami sebagai pengikutnya, dan tunjukkanlah pada kami bahwa yang batil itu batil dan jadikanlah kami sebagai orang yang menjauhinya."*
Itulah dari sebuah media yang sangat populer dan terkenal di kalangan orang-orang NU. Sengaja saya kutip dari situs tersebut untuk membuktikan, bahwa permasalahan Syiah bukan hanya sekedar paham yang membahayakan udahan paham takfiri, tetapi ulama ulama salaf menjelaskan dengan tegas bahwa mereka adalah umat yang meniadakan dan menyepelekan para sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Sedangkan kedudukan para sahabat dalam pandangan Islam sebagai bagian yang paling terpenting dalam Islam. Karena para sahabat menjadi tulang punggung dari perjuangan Islam dan tegaknya ajaran Islam. Mereka yang begitu besar jasanya terhadap Islam, di samping perannya sebagai mata rantai ajaran Islam dari Nabi kepada mereka hingga kepada kita sekarang ini, karena para sahabat memiliki kedudukan yang terpenting di sisi Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.
Bagaimana sikap dan ijma ulama ulama salaf dahulu kala dalam menghukumi mereka sampai pada tingkat mengkafirkan mereka sebagai kelompok yang sangat membahayakan. Tentunya tidak hanya sekedar itu, tetapi juga karena semua referensi yang berkaitan dengan Syiah Rafidhah, atau berkaitan dengan Iran tidak bisa dilepaskan dari sikap-sikap takfiri secara tertulis di dalam Kitab nya.
Mudah-mudahan ini bisa memberikan pandangan baru dalam pengambilan keputusan sebelum menimpakan permasalahan besar di tengah-tengah umat Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H