Mohon tunggu...
Khikam Alwinaja
Khikam Alwinaja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 2023/23107030024 UIN sunan Kalijaga

mengembangkan value diri dengan segala pelajaran dan pengalaman yang baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Museum Sonobudoyo: Bentuk Pelestarian Kekayaan Warisan Seni dan Budaya Indonesia

23 Maret 2024   17:58 Diperbarui: 23 Maret 2024   18:02 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokuman pribadi

Yogyakarta, atau yang lebih dikenal dengan nama Jogja adalah kota yang sangat istimewa. Kota ini bukan hanya sekedar kota biasa di Indonesia, melainkan adalah sebuah kota yang dianggap sebagai pusat kekayaan seni dan budaya yang mempesona.

Kota yang terletak di tengah - tengah pulau jawa ini tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, tetapi juga karena warisan budayanya yang kaya dan beragam. Dengan setiap titik penjurunya yang dipenuhi dengan seni, festival kebudayaan, dan keadaan penduduknya yang ramah, Jogja menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi bagi para pecinta seni dan budaya dari seluruh penjuru Indonesia bahkan dunia.

Berbicara tentang seni dan budaya, di daerah kota istimewa Jogja ini terdapat sebuah museum yang sangat memukau, yakni museum budaya Sonobudoyo. Tepatnya museum ini berlokasi di Jalan Pangurakan 6 (Kompleks Alun-alun Utara), Kota Yogyakarta.

Museum Sonobudoyo ini merupakan sebuah tempat yang mencatat sejarah panjang dan memesona dari kota seni dan budaya Yogyakarta, museum ini memegang peranan penting dalam proses pemeliharaan sekaligus tempat pameran kekayaan budaya Jawa.

Terletak di jantung kota Yokyakarta, museum ini merupakan salah satu institusi terkemuka yang memperkenalkan warisan seni dan budaya Indonesia kepada dunia.

Dibangun pada tahu 1935 oleh Sultan Hamengkubuwono VII, museum ini awalnya didedikasikan untuk menyimpan berbagai koleksi kerajaan, termasuk di dalamnya artefak - artefak kerajaan yang berharga dan artefak arkeologis. Namun, seiring berjalannya waktu, museum Sonobudoyo ini berkembang menjadi sebuah pusat penelitian budaya jawa yang menarik minat para ahli, pelajar, dan wisatawan budaya.

Museum ini dikenal karena koleksinyayang beragam, mulai dari tekstil tradisional, senjata - senjata kuno,wayang kulit, hingga naskah - naskah kuno. Setiap artefak yang ada di dalam museum ini tentunya memiliki nilai historis yang kuat, yang mencerminkan kekayaan budaya dan keindahan seni yang telah ada selama berabad - abad di wiayah Jawa.

Melalui penyajian dan penjelasan yang mendalam dari berbagai artefak tentang kehidupan sehari – hari ,upacara adat, dan tradisi - tradisi unik masyarakat Jawa, museum Sonobudoyo memungkinkan pengunjungnya untuk dapat memahami lebih dalam tentang kekayaan budaya yang dimiliki kota Jogja dan sekitarnya.

Selain sebagai tempat koleksi, museum ini juga sering menjadi tempat untuk berbagai acara seni dan budaya, seperti pameran seni rupa, pertunjukan wayang kulit, dan pertunjukan seni musik tradisional, yang semuanya menambah keberagaman dan kehidupan budaya kota Jogja.

Dengan menyelam ke dalam ruang-ruang Museum Sonobudoyo, pengunjung tidak hanya dihibur oleh keindahan visualnya, tetapi juga diundang untuk merenung tentang warisan budaya yang kaya dan berharga yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Jogja sebagai kota seni dan budaya yang menakjubkan.

 Museum sonobudoyo ini memiliki dua gedung pameran utama, yaitu gedung pamer baru dan gedung pamer lama. Gedung pamer baru museum ini memiliki 6 tingkat, yang mana masing-masing dari tingkat menyajikan berbagai macam jenis pameran dengan tema tersendiri.

Tingkat pertama pada gedung pamer baru ini menghadirkan tema dengan narasi 'Perjalanan dan Transportasi' dan 'Jamuan dan Perhelatan'. Tema ini menghadirkan koleksi peralatan transportasi mulai dari tradisional hingga modern untuk mengangkut penumpang yang hendak berpergian melawat. 

Bagi banyak budaya, perjalanan merupakan salah satu kegiatan yang penting karena hakikat manusia yang selalu berpindah. Perpindahan manusia turut juga menjadikan kemajuan teknologi moda transportasi berkembang pesat.

Sumber : Dokuman pribadi
Sumber : Dokuman pribadi

Tingkat kedua, tingkat ini menghadirkan ‘Seni Pertunjukan dan Wayang‘ yaitu ”Boneka yang menghidupkan Dunia”. Ruang ini hadir sebagai bentuk representasi setelah ruang profan sebelumnya.

Seni pertunjukan merupakan sebuah ungkapan budaya, wahana untuk menyampaikan nilai-nilai budaya, dan perwujudan norma-norma estetik artistik yang berkembang sesuai dengan zaman.

Tingkat ketiga,Tingkat ini menyajikan pameran senjata-senjata tradisional kuno dan juga keris.Di Jawa, keris tak hanya dimaknai sebagai senjata tradisional semata. 

Di dalamnya terkandung nilai-nilai filosofis, kosmologis, dan ontologis, yang memuat konsepsi hubungan Tuhan dan manusia, maupun hubungan antar sesama manusia.

Tingkat keempat, tingkat ini menghadirkan narasi mengenai Daur Hidup dan Wastra Busana yang dihadirkan dalam bentuk koleksi batik. 

Daur hidup dipahami sebagai proses perubahan fase dalam kehidupan manusia. Perubahan setiap fase dalam siklus kehidupan ini selanjutnya dikelompokkan dalam tiga fase, antara lain. 1) Fase Prenatal dan Kelahiran, 2) Fase Pertumbuhan dan Perkawinan, dan 3) Fase Kematian. 

Masing-masing dari fase tersebut berhubungan langsung dengan simbol, nilai, dan pengharapan. Perwujudan langsung dari simbol tersebut, pada umumnya dimanifestasikan oleh Masyarakat Jawa melalui motif batik.

Sumber : Dokuman pribadi
Sumber : Dokuman pribadi

Tingkat kelima, tingkat ini menghadirkan wahana berupa pemutaran cerita rakyat yang mengisahkan asal usul dari munculnya aksara Jawa. Sejarah asal usul aksara jawa ini dikemas dalam cerita ajisaka.

Tingkat keenam, tingkat ini merupakan tingkatan terakhir pada gedung pamer baru museum sonobudoyo. Tingkatan ini menyajikan berbagai wahana menarik, Disinilah para pengunjung bisa mencoba beragam permainan interaktif yaitu seperti Jemparingan memakai VR, pameran kapal kinetik, dan lain sebagainya.

Selain gedung pamer baru tentunya juga ada gedung pamer lama. Di dalam gedung pamer lama ini terdapat beberapa sudut ruangan, diantaranya

Yang pertama ada ruang Bali, ruangan ini memamerkan berbagai ornamen-ornamen dan patung-patung yang berciri khas kebudayaan Bali, patung-patung tersebut memiliki filosofinya masing-masing.

Sumber : Dokuman pribadi
Sumber : Dokuman pribadi

Ruang dolanan, ruangan ini memamerkan berbagai macam mainan-mainan tradisional zaman dahulu seperti dakon,gasing, dan permainan-permainan tradisional lainnya.

Ruang senjata, ruangan ini memamerkan berbagai macam senjata-senjata tradisional zaman dahulu mulai dari senjata celurit, parang, pedang, sampai senjata keris.

Ruang batik, ruangan ini memamerkan berbagai macam batik-batik adat Jawa. Batik sendiri merupakan kriya tekstil dengan teknik tutup dengan lilin malam dan celup ke dalam pewarna.

Dan yang terakhir adalah ruang pertunjukan, di ruangan ini disuguhkan pertunjukan wayang kisah dari pewayangan Rama dan Shinta. Ruangan ini juga memamerkan berbagai jenis dari macam-macam wayang.

Seni pertunjukan sendiri di Jawa telah terlihat setidaknya sejak masa Jawa Kuno dengan adanya penyebutan di prasasti yang dikeluarkan oleh para penguasa.

Melalui adanya museum Sonobudoyo ini tentunya mengingatkan kepada masyarakat kembali mengenai betapa kayanya kebudayaan dan kesenian yang ada di Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun