b. Adanya penurunan minat dan kesenangan di hampir Sebagian besar kegiatan dan hampir setiap hari,
c. Adanya perubahan berat badan atau nafsu makan yang signifikan,
d. Adanya perubahan jam tidur; menjadi insomnia atau hipersomnia,
e. Adanya perubahan aktivitas,
f. Merasa kelelahan dan kehilangan energi,
g. Munculnya perasaan bersalah atau tidak berharga yang berlebihan dan sebenarnya tidak pantas muncul,
h. Mengalami penurunan konsentrasi, dan
i. Memiliki pikiran berulang tentang kematian (tidak hanya takut mati), adanya keinginan bunuh diri berulang tanpa rencana spesifik, usaha bunuh diri, atau rencana spesifik untuk melakukan bunuh diri.
Gejala depresi ini muncul dalam berbagai perilaku, ada yang menunjukkan tidak semangat ketika sekolah, tidak mau berinteraksi dengan teman-teman sebaya, menangis tanpa sebab, ataupun menjadi sangat sensitif dan mudah marah. Depresi pada remaja biasanya tidak terdiagnosis sejak awal dan baru terdiagnosis setelah mereka mengalami kesulitan serius di sekolah maupun pada saat beradaptasi dengan teman sebayanya. Hal ini disebabkan oleh beberapa respon gangguan depresi tidak terlalu berbeda dengan karakteristik kondisi emosi remaja. Remaja digambarkan sebagai masa-masa yang mengalami kekacauan emosi menurut Hall dan Santrock.
Lalu bagaimana cara mengatasi depresi pada remaja?
- Depresi pada remaja adalah masalah yang serius dan membutuhkan perhatian dan dukungan yang tepat. Oleh karena itu perlu untuk membantu mengatasi depresi pada remaja tersebut. Di samping mengenal gejala-gejala yang sudah disebutkan di atas. Berikut beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi depresi pada remaja:
- Mengenali gejala depresi, penting untuk mengenali gejala depresi pada remaja, seperti yang sudah disebutkan di atas. Dengan mengenali gejala depresi, kita dapat mengambil tindakan lebih lanjut untuk membantu remaja yang mengalami stres.
- Dukungan sosial, dukungan sosial adalah faktor terpenting dalam mengatasi depresi pada remaja. Adapun tindakan yang bisa dilakukan adalah mendengarkan dengan empati, mengajak mereka untuk berbicara tentang perasaan mereka, dan memberikan dukungan emosional, sehingga dapat membantu remaja merasa didengar, dihargai, dan didukung.
- Konseling atau terapi, terapi kognitif perilaku (CBT) dan terapi konseling lainnya dapat membantu remaja untuk menghadapi pemikiran dan perilaku negatif yang mungkin muncul selama depresi.
- Olahraga dan mengatur pola makan sehat, aktivitas fisik secara teratur dan pola makan sehat dapat membantu mengurangi gejala depresi. Merawat tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan berolahraga dapat membantu meremajakan tubuh dan pikiran.
- Mengelola stres, mengajari remaja untuk mengelola stress dapat membantu mereka menghadapi tekanan dan tantangan sehari-hari dengan cara yang lebih sehat. Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu mengurangi stress dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
- Konsultasi dengan tenaga medis profesional, jika gejala depresi remaja cukup parah atau berlangsung lama, penting untuk mencari bantuan dari tenaga medis profesional, seperti psikolog atau psikiater. Mereka dapat memberikan evaluasi yang akurat, diagnosis, dan rencana pengobatan yang sesuai.
Ingatlah bahwa mengatasi depresi pada remaja harus ditangani dengan cepat dan akurat supaya tidak terjadi yang tidak diinginkan. Harapannya setiap elemen masyarakat paham dengan kondisi depresi tersebut, khususnya pada remaja, supaya meningkatnya kesejahteraan pada masyarakat dan menurunnya kasus kesehatan mental yang menjadi isu terkuat setiap tahunnya di dunia maupun di Indonesia.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!