Mohon tunggu...
Khofifah Aulia
Khofifah Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

mahasiswi hidup bahagia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hadits Berbakti kepada Orang Tua

4 Desember 2023   09:10 Diperbarui: 4 Desember 2023   09:29 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

HADITS BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

Khofifah Aulia    233131008

Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

ABSTRAK

Penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan kualitatif. Hasil dan pembahasan artikel ini adalah dapat menambah sumber bacaan tentang birrul walidain dan dapat menumbuhkan kesadaran bagi seseorang yang berstatus sebagai anak bagaimana seharusnya memperlakukan kedua orang tuanya. Artikel ini menyimpulkan bahwa seorang anak harus selalu lemah lembut tatkala berbicara dengan kedua orang tua, harus sangat berhati-hati menjaga setiap tutur kata yang keluar dari mulutnya, seorang anak wajib memperlakukan orang tua dengan baik, tidak ada batasan waktu untuk berbakti kepada kedua orang tua, dan seorang anak harus mengutamakan orang tuanya dibandingkan orang lain. Hadits tentang berbakti kepada keduaorang tua setelah meninggal dunia dalam sunan Ibn Majah bernilai dhaif.

Kata Kunci : Kewajiban berbakti kepada orang tua

ABSTRAK

Library research (library research) with a qualitative approach. Results and Discussion This article can add to the reading sources about Birrul Walidain and can raise awareness for someone who has the status of How children should treat their parents. Article This concludes that a child must always be gentle when doing things talk to both parents, must be very careful to look after each the words that come out of his mouth, a child is obliged to treat good parents, there is no time limit for filial piety both parents, and a child must put his parents first compared to other people The hadith about filial piety to parents after death in Sunan Ibn Majah is worth dhaif.

Keyword : Obligation to be filial to parents

PENDAHULUAN

Dalam Islam, berbakti kepada kedua orang tua atau birrul walidain adalah sebuah perintah alias keharusan bagi setiap anak. Berbakti kepada kedua orang tua adalah amal shalih yang mendatangkan pahala besar di sisi Allah. Bahkan Allah menempatkan birrul walidain adalah amalan utama kedua setelah tauhid. Adapun sebaliknya, durhaka kepada keduanya atau uququl walidain adalah dosa besar yang mendatangkan adzab di dunia dan di akhirat kelak. Birrul Walidain - Berbakti kepada Kedua Orang Tua ini mengupas aspek penting tentang apa yang perlu diketahui anak agar dapat berbakti kepada kedua orang tua, antara lain pengertian birrul walidain, menjawab pertanyaan tentang hukum birrul walidain, serta kedudukannya dalam Islam. Dalam sebuah kisah, seorang pria minta izin kepada Rasullullah untuk pergi berjihad.

Kedua orang tua adalah hamba Allah yang menjadi perantara hadirnya manusia di dunia. Lebih dari itu, mereka juga orang yang penuh akan kasih sayang, merawat, membesarkan, mendidik dan mencukupi kebutuhan, baik secara lahir maupun batin. Sudah sepantasnya kita selalu berbakti kepada orang tua, karena orang tua sudah rela berkorban demi membahagiakkan dan muwujudkan keingginan anak-anaknya. Dalam ajaran Islam berbuat baik orang tua atau birrul walidain mempunyai kedudukan yang istimewa, dan setiap anak mempunyai kewajiban terhadap orang tuanya agar mereka senantiasa berbuat baik kepada keduanya, namun masih terdapat anak-anak yang tidak memperlakukan orang tuanya sebagaimana mestinya. Banyak sekali anak yang tidak lagi memperdulikan bagaimana bentuk-bentuk ketika berbicara, bergaul, mencintai serta mendoakan kedua orang tuanya. Sering kali anak berlaku seenaknya terhadap kedua orang tuanya. Padahal Perintah berbakti kepada orang tua telah Allah atur baik dalam Al-Qur'an maupun Hadits.

Bahwa seorang anak harus selalu lemah lembut tatkala berbicara dengan kedua orang tua, harus sangat berhati-hati menjaga setiap tutur kata yang keluar dari mulutnya, seorang anak wajib memperlakukan orang tua dengan baik, tidak ada batasan waktu untuk berbakti kepada kedua orang tua, dan seorang anak harus mengutamakan orang tuanya dibandingkan orang lain. Sebanyak apapun seorang anak berusaha untuk membalas jasa orang tuanya tidak akan mampu seorang anak membalasnya bahkan mengimbangi kebaikan orang tua saja tidak bisa. Mendoakan orang tua adalah salah satu anjuran agama, baik pada masa hidup mereka maupun setelah wafatnya (Alihasan, 2018). Anak harus berbakti kepada orang tuanya, itu adalah hukumnya wajib, dan bila tidak berarti ia berdosa karena melanggar kewajiban tersebut (Alihasan, 2018). Berbakti kepada kedua orang tua dalam ungkapan hadis. Bagaimana konsep berbakti kepada kedua orang tua dalam ungkapan hadis. Sedangkan pertanyaan secara terperinci yaitu, bagaimana pandangan  umum tentang berbakti kepada orangtua, bagaimana hadits tentang birrul walidain (berbakti kepada orangtua), bagaimana keutamaan dan bentuk-bentuk birrul walidain. Tujuan penelitian ini yakni untuk menjelaskan konsep berbakti kepada kedua orang tua dalam ungkapan hadits.

METODE PENELETIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif  dengan menggunakan teknik deskriptif analitis (Bandung, 2020). Jenis data survei ini bersifat kualitatif dan bukan numerik. Sumber data penelitian ini meliputi sumber primer dan  sekunder. Sumber data utama adalah Ensiklopedia Hadits Kitab 9 Imam (Saltanera, 2015). Sedangkan sumber data sekunder adalah literatur yang berkaitan dengan  topik penelitian  yang diperoleh dari artikel jurnal dan disertasi. Metode pengumpulan data dilakukan melalui perpustakaan (library survey). Teknik analisis data dilakukan dengan tahapan inventarisasi, klasifikasi dan  interpretasi (Dharmalaksana, 2022).

 Secara khusus metode analisis deskriptif dalam penelitian ini diadopsi dari bidang ilmu hadis khususnya metode Hadis Taqrizi dan metode Hadis Shirara. Takhrij hadis adalah proses penggalian hadis dari kitab hadis untuk memverifikasi keaslian (Darmalaksana, 2020). Sedangkan Hadits Shara merupakan penjelasan terhadap Hadits Matan (teks)  untuk memperoleh pemahaman (Soetari, 2015). Terakhir,  tahap analisis menggunakan logika deduktif dan induktif untuk menafsirkan hingga diperoleh suatu kesimpulan (Sari, 2017).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kedua orang tua merupakan penyebab eksistensi (keberadaan) manusia di dunia ini. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bahwa kita mempersembahkan bakti terbaik kepada kedua orang tua. Bakti tersebut bukan hanya karena hak orang tua yang harus dipenuhi oleh anak-anaknya, namun juga merupakan kewajiban yang bersifat pasti, yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Bahkan perintah berbakti kepada kedua orang tua telah disandingkan dengan perintah menyembah Allah dan larangan menyekutukan-Nya. Hal ini bermakna bahwa berbakti kepada kedua orang tua merupakan penyempurna bagi ibadah kepada Allah SWT.

Berdasarkan petunjuk hadits Rasulullah SAW, di antara akibat baik (pahala) dan akibat buruk (siksa) yang tidak akan ditangguhkan hingga hari kiamat adalah berbakti kepada kedua orang tua dan durhaka kepadanya. Bahkan dengan berbakti kepada kedua orang tua, terdapat berbagai keajaiban yang akan didapatkan oleh pelakunya. Begitu pula sebaliknya, siapa pun yang berlaku durhaka kepada kedua orang tua, maka akibat buruk pun akan segera didapatkannya. Bertawadhu lah kepada keduanya karena sayang kepada keduanya,  jangan sombong dihadapan bapak-ibumu. Dan bedoalah kepada Allah "Ya Allah sayangi orangtuaku karena keduanya telah merawatku ketika aku kecil." Setelah Allah larang dari perbuatan buruk, maka Allah perintahkan anak untuk berbuat baik.perintah yang ditegaskan.

 Tidak ada orang yang bisa berterimakasih kepada Allah dan berbakti kepada orangtuanya kecuali orang yang yakin dan sadar bahwa dia akan kembali menghadap Allah dan mempertanggung jawabkan amal perbuatanya. Siapa yang sadar dia akan kembali kepada Allah, dia akan jadi anak yang berbakti. Anak itu tidak akan jadi anak yang berbakti jika dia tidak kenal Allah, tidak tahu akhirat, tidak takut akan kembali menghadap Allah. Kunci penting berbakti adalah kesadaran bahwa kita semua akan kembali kepada Allah. Di antara tanda sadar akan kembali pada Allah, adalah sikap baik kita kepada kedua orangtua masing-masing.

Dari Abu Hurairah radhiyallaahuanhu, beliau berkata, "Seseorang datang kepada Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan sikap baikku?" Nabi menjawab, "Ibumu!" Dan orang tersebut kembali bertanya, "Kemudian siapa lagi?" Nabi menjawab, "Ibumu!" Orang tersebut bertanya kembali, "Kemudian siapa lagi?" Beliau menjawab, "Ibumu." Orang tersebut bertanya kembali, "Kemudian siapa lagi," Nabi menjawab, "Kemudian ayahmu.'" (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Faidah tambahan berkata "paling berhak", menunjukkan semua orang berhak mendapat sikap baik dari kita, namun hak manusia dalam mendapat sikap baik kita itu bertingkat-tingkat. Maka yang ditanyakan kepada Nabi adalah yang paling berhak. Allah berfirman : "Dan berkata baiklah kepada semua manusia" juga dalam hadits "Seorang muslim adalah yang muslim lainnya merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya" HR. Ahmad. Ibu mendapat hak 3x lipat dari ayah, menimbang kesulitan ibu 3x lipat daripada ayah yaitu kesulitan hamil, kesulitan melahirkan dan kesulitan menyusui. Tiga hal yang tidak dialami ayah. Adapun dalam hal merawat dan mendidik, ayah dan ibu sudah sepantasnya bersekutu, berserikat. Meski di banyak keluarga, banyak suami yang masa bodoh dengan anak, tidak pernah memandikan, menggendong dll, seharusnya dalam masalah merawat adalah tanggungjawab bersama-sama. Orang yang celaka adalah dia yang pintu surga ada di depannya tapi dia tidak bisa memanfaatkannya dengan baik. Pintu surga tersebut adalah bakti kepada orangtua.

Dalam sebuah kisah, seorang pria minta izin kepada Rasullullah untuk pergi berjihad. Dari Anas bin Malik, dia berkata, Rasulullah bersabda,

  .

"Barangsiapa yang senang dipanjangkan usianya dan ditambahkan rizkinya, maka hendaknya dia berbakti kepada kedua orang- tuanya dan menyambung hubungan rahim- nya." Diriwayatkan oleh Ahmad.

Dari Tsauban, dia berkata, Rasulullah bersabda,

.

Rasulullah bersabda: Apakah orang tuamu masih hidup? PriaNabi Bersabda: Kalau begitu, datangilah mereka dan berbaktilah kepada mereka. (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits di atas menunjukkan bahwa birrul walidain artinya bahkan lebih utama dibanding jihad fi sabilillah. Contoh perbuatan uququl walidain atau durhaka kepada kedua orang tua, serta ancamannya di akhirat kelak. Mengingatkan kita agar senantiasa menjaga sikap ihsan (kebaikan) kepada kedua orang tua dan agar terhindar dari dosa besar akibat durhaka kepada keduanya.

Keutamaan berbakti kepada kedua orang tua yaitu Abdullah bin Mas'ud ra. berkata,


Di dalam hadits yang lain Rasulullah saw. bersabda,"Seorang yang patuh kepada Allah SWT dan patuh kepada ibu bapaknya, tempatnya di tempat tinggal para 'Ilmuwan kelas tertinggi (Dikeluarkan oleh ad-Dailami dalam Musnad Al- Firdawudt ) Umar bin Khaththab r.a., berkata, "Aku mendengar Baginda saw bersabda. Telah datang ke negeri ini Uwais bin Amir al-Qarni bersama para pendukungnya dari penduduk Yaman, dari desa atau kabilah Murad dan Qoran. Pada awalnya ia terkena penyakit belang putih (kusta), lalu sembuh. la sangat mencintai dan berbakti kepada ibunya. Jika ia bersumpah dan berdoa kepada Allah, pasti dikabulkan. Jika kalian mau, mohonlah kepadanya agar ia memintakan ampun buatmu." Di dalam riwayat lain dikatakan, "Sebaik-baik tabi' i (sesudah generasi sahabat Nabi saw.) adalah seorang yang bernama Uwais. Dia mempunyai seorang ibu. Awalnya ia berpenyakit belang. Mohonkanlah supaya ia mau memintakan ampunan untuk kalian." (HR Muslim).

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan akhlak yang sangat melekat diantara para nabi, para sahabat dan orang-orang yang shaleh baik terdahulu maupun yang kemudian. Akhlak inipun tidak hanya ada dalam islam melainkan juga oleh agama di luar Islam.

KESIMPULAN

Memerintahkan kepada setiap insan untuk berbakti kepada kedua orangtuanya dengan segala maknanya: bersikap baik, bertutur kata lembut. memohonkan ampunan, dan mendoakan rahmat untuk mereka berdua. Dan sebaliknya Allah melarang keras bersikap kasat, menghardik, dan menyia-nyiakan orang tua, khususnya setelah mereka berusia lanjut Bahkan kewajiban berbakti ini terus berlanjut walaupun mereka telah meninggal dunia, yaitu dengan senantiasa berdoa dan memohonkan ampunan untuk mereka, menjalankan wasiat, serta memuliakan sahabat dan kerabat mereka, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun