Mohon tunggu...
Kheyene Molekandella Boer
Kheyene Molekandella Boer Mohon Tunggu... Dosen - Apapun Yang Terjadi Jangan Pernah Menyalahkan Tuhan

seorang Ibu dari anak Bumi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Susahnya Jadi ASN (Part 1) : PERSIAPAN

23 Maret 2022   22:09 Diperbarui: 25 Maret 2022   21:40 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Well fenomena CPNS (Calon Penerimaan Pegawai Negeri Sipil) menjadi euforia tiap tahunya, siapapun boleh mengikuti seleksi super ketat ini selagi masih masuk kedalam ketentuan dan syarat yang diberlakukan. 

Tahapan administrasi, SKD (Seleksi Kompetensi Dasar) hingga SKB (Seleksi Kompetensi Bidang) menjadi tangga - tangga yang harus dilalui oleh para peserta. belum lagi passing grade nilai yang ditetapkan harus mampu dilalui peserta. Wah berat ya... perjuangan menjadi abdi negara.

Soal-soal sejarah Indonesia, Matematika dasar hingga soal kepribadian wajib khatam atau lewat dari passng grade yang ditetapkan. Kalau tak mampu mencapai ambang batas nilai niscaya anda akan gugur ditahap ini. 

Ribuan bank soal disebar secara masif untuk peserta diseluruh kota yang ada di Indonesia, dari sabang sampai marauke. Hingga  menjamurnya bimbingan belajar online dari para coach yang sudah menjadi PNS.

 

So kalau memang cita cita mau jadi ASN (Aparatur Sipil Negara) maka kudu wajib belajar alias gak cuman asal daftar.

Bimbel online, bimbel offline, buku buku soal CPNS bertebaran di toko toko buku. Para youtuber CPNS semakin rajin membuat konten konten soal demi memudahkan para peserta untuk belajar. 

Wah pokoknya seru...,, alat tempur wajib ada sebelum berperang. Belum lagi kendala tiap orang beragam. bagi yang masih single, freshgraduate kemungkinan dapat fokus belajar dan membagi waktu dengan kegiatan lain. Bagi yang bekerja? Udah punya buntut atau anak tentunya butuh banyakk effort utuk bisa sekedar membuka buku CPNS hehehe.

Ada yang belajar H min seminggu, ada yang belajar H min 3 bulan atau bahkan setaun sebelum pendaftaran. Wow amazing memang euforia CPNS ya,, meski begitu setelah melewati tahap demi tahap para peserta wajib menerima hasil kerja keras mereka. 

Ada yang berhasil, ada yang gagal.  Ada yang sekali mencoba langsung berhasil, ada yang berkali kali mencoba belum berhasil. Kecewa lah sebentar tapi jangan terlalu lama karena masih banyak rerumputan hijau diluar sana. Bagi yang sudah berhasil berbahagialah, nikmati hasil kerja keras Anda dan selamat mengabdi seumur hidup Anda untuk negara.

Aku sndiri di tahun 2021 adalah kali ketiga mendaftar menjadi CPNS di beberapa kampus dengan ending yang selalu gagal ditahap pertama atau kedua. Sampai akhirnya di tahun 2021 aku berhasil lolos melampaui nilai ambang batas yang ditentukan. Tapi ternyata nilaiku luamayan jauh dibanding pesaingku. Meski begitu aku punya keyakinan, mengingat nilai SKD hanya diambil 40% dan nilai SKB 60% lebih banyak. 

Tes ini sungguh menguras emosi, aku yang harus belajar curi start lebih dulu alias H min 3 bulan dengan 2 org anak. Kebetulan akupun baru melahirkan saat itu, kebayang susahnya mencuri waktu untuk belajar. Belum lagi aku seorang ibu pekerja yang juga harus membagi waktu untuk mengajar di sebuah kampus. 

Tapi ini sungguh tantangan bagiku. Terkadang ketika aku sedang belajar aku selalu menyelipkan niat momong anak anakku bergantikan keberkahan kemudahan tes. Aku percaya itu dan selalu aku ulang ulang konsistensi niat. 

Terkadang aku di siang hari belajar menggunakan headseat sambil menggendong bayiku keliling komplek atau seledar memgerjakan soal mini try out di hape, mendengarkan materi zoom saat sedang bimbingan belajar (oia ak juga mengikuti sekaligus 2 bimbel saat itu). Malam harinya ketika anak anak tidur aku belajar smpai jam 2 pagi. Begitu terus konsisten selama 3 bulan dan alhamdlilah aku lolos SKD.

Seperti yang aku ceritakan sebelumnya, walau aku lolos nilai bang batas SKD ternyata selisih pointku lumayan jauh dengan pesaingku. Pun lingkunganku juga banyak menyudutkanku, mengatakan kalau aku tidak mungkin mengejar ketertinggalan nilai, mengatakan bahwa hal itu berat dan nada nada negatif lainya. 

Begitulah kawan tak selamanya bahagia melihat kita menggapai tujuan kita. Terpenting abaikan dan kuat mental saja. Padahal banyak sekali teman dekatku yang bernada seperti itu. Tapi sekali lagi aku tak peduli dan tetap belajar dengan giat menuju tes kedua SKB (seleksi kompetensi bidang)

*Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun